Tak hanya meningkatkan keandalan, keberadaan kabel listrik tersebut akan memangkas biaya pokok produksi (BPP) di Bangka. Sebab listrik dari pembangkit-pembangkit berbiaya murah di Sumatera dapat disalurkan ke Pulau Bangka.
Dari total kapasitas pembangkit 248 MW, saat ini pasokan listrik di Bangka masih didominasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Dengan tersambung kabel laut, BPP Bangka bakal turun hingga 57 persen dari Rp2.454 per kilowatt hour (kWh) menjadi Rp1.054 per kWh.
“Potensi penghematannya sekitar Rp 1,4 triliun per tahun,” terang Wiluyo.
Wiluyo berharap dengan kian andalnya pasokan listrik nantinya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Bangka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan beroperasinya kabel laut Sumatera-Bangka, PLN juga bisa
meningkatkan pelayanan terutama untuk mengakomodir permintaan pelanggan industri pada sektor perikanan” tutup Wiluyo.
Seperti diketahui, kebijakan ekonomi Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman di masa pandemi covid-19 telah memberikan dampak positif pada pertumbuhan investasi di daerah itu, khususnya industri perikanan. Tercatat pertumbuhan listrik di Bangka Belitung hingga Agustus tertinggi se-Indonesia, yaitu sebesar 11,32 persen.rill/(wa)
Leave a Reply