Kominfo RI Ajak Masyarakat Lindungi Anak dari Pengaruh Negatif Internet

BANGKA SELATAN, LASPELA- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia mengajak masyarakat Bangka Selatan untuk cerdas dalam melakukan kegiatan di internet, terlebih pengaruh negatif yang ditimbulkan atas kelebihan teknologi tersebut. Jangan sampai pula para orang tua lengah dan tidak melakukan antisipatif kepada putra putrinya dalam berselancar di dunia internet.

Atas pengaruh yang ditimbulkan ini, Kominfo secara massif melakukan serangkaian kegiatan Webinar Literasi di negeri Junjung Besaoh. Kali ini webinar diisi oleh para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Deden mauli Darajat,M.Sc (Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) UIN Jakarta),  Ardi Widi Yansyah S.Sos ( Praktisi Komunikasi dan Editor Foto Majalah Gatra),  Sasih Karnita Arafatun,M.Pd ( Dosen Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung),  Sriyati Dwi Astuti,M.Pd.I ( Dosen Prodi PIAUD IAIN SAS Babel) dan key opini leader @Luluelhasbu (Owner Elhasbu Fashion, Spoke Person Wardah Beauty) dan moderator Izzah Fajrina Afani.

Adapun tema yang diangkat dalam diskusi yang menyasar segmen masyarakat umum, mahasiswa dan peserta didik ini ialah Kenali Upaya Melindungi Anak Diranah Daring “

Dalam paparannya, Deden Mauli Darajat menjelaskan betapa pentingnya mengenali Tips bagaimana cara mendampingi anak di ruang digital.

Menurutnya, ada beberapa tips yang dapat diketahui semisal adaptif dengan perkembangan, kecakapan berkomunikasi, menguasai media pembelajaran daring, Kreativitas dalam pembelajaran, peduli dan berempati dan tidak mudah menyerah.

Selain itu kata dia, dalam memanage anak didunia digital diperlukan adanya waktu yang berkualitas. Jadi tidak seharian berselancar di internet. Disamping itu dibutuhkan pula pendampingan, buat jadwal, atasi perilaku kurang baik, tetap tenang dan kelola stres kemudian manfaat internet bagi pendidikan, sarana mencari informasi, sarana mempermudah pencarian referensi, sebagai sarana pembelajaran, menyediakan fasilitas multimedia.

Kegiatan pendampingan kepada anak lanjut dia setidaknya mendorong anak mencari beasiswa, mendorong penguasaan bahasa asing, mendorong kreativitas dan kemandirian, sarana pendidikan jarak jauh dan sarana penyimpanan informasi.

Sementara itu, Ardi Widi Yansah memaparkan tentang Kenali Upaya Melindungi Anak di ranah Daring yakni Menurut data unicef setidaknya ada 30 juta anak dan remaja di Indonesia yang menjadi pengguna Internet dan Internet memiliki dampak positif dalam meningkatkan konektivitas, namun penyalagunaan internet juga dapat menimbulkan dampak negatif. Aktivitas internet yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna internet secara kriteria umum, profesi.  Adanya keyakinan konten yang pas sesuai keriteria umur dan profesi, tidak melanggar aturan hukum cyber yang berlaku (UU ITE, UU Hak Kekayaan Intelektual).

Dampak Negatif yang ditimbukan dari penggunaan Internet salah satunya ialah perundungan (bullying) perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik maupun sosial yang diterima seseorang atau sekelompok tertentu, Perdagangan Orang, Pencurian data pribadi, penipuan, pelecehan seksual dan pornografi, kekerasan, kecandua.

Maka dari itu orang tua kata Ardi mesti memberikan pemahaman soal keamanan digital yakni batasi informasi pribadi, batasi penggunaan gawai, kenali ancaman keselamatan, saring sebelum sharing. Kemudian tetapkan beberapa turan sebelum memberikan akses internet, dampingi anak menggunakan internet, gunakan komputer PC, Laptop, Smartphone hanya ditempat yang bisa terpantau orang tua, batasi waktu bermain internet agar tidak kecanduan, ajarkan literasi kepada anak sejak dini agar tidak mudah terpengaruh hal negatif.

Pada webinar yang menyasar target segmen Para Mahasiswa dan peserta didik wilayah kabupaten Bangka Selatan. Webinar kali ini diisi oleh para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Deden mauli Darajat,M.Sc (Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) UIN Jakarta),  Ardi Widi Yansyah S.Sos ( Praktisi Komunikasi dan Editor Foto Majalah Gatra),  Sasih Karnita Arafatun,M.Pd ( Dosen Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung),  Sriyati Dwi Astuti,M.Pd.I ( Dosen Prodi PIAUD IAIN SAS Babel) dan key opini leader @Luluelhasbu (Owner Elhasbu Fashion, Spoke Person Wardah Beauty) dan moderator Izzah Fajrina Afani

Sesi Pertama Deden Mauli Darajat memaparkan tentang Tips Dampingi Anak di Ruang Digital yakni tantangan orang tua diera digital adalah adaptif dengan perkembangan, kecakapan berkomunikasi, menguasai media pembelajaran daring, Kreativitas dalam pembelajaran, peduli dan berempati dan tidak mudah menyerah serta tips dalam pengasuhan digital bagi anak yaitu waktu berkualitas, pendampingan, buat jadwal, atasi perilaku kurang baik, tetap tenang dan kelola stres kemudian manfaat internet bagi pendidikan, sarana mencari informasi, sarana mempermudah pencarian referensi, sebagai sarana pembelajaran, menyediakan fasilitas multimedia, penyedia sumber informasi yang relatif murah, sebagai penyedia sumber pelajaran tambahan, sarana untuk mencari beasiswa, mendorong penguasaan bahasa asing, mendorong kreativitas dan kemandirian, sarana pendidikan jarak jauh dan sarana penyimpanan informasi.

Sesi kedua Ardi Widi Yansah memaparkan tentang Kenali Upaya Melindungi Anak di ranah Daring yakni Menurut data unicef setidaknya ada 30 juta anak dan remaja di Indonesia yang menjadi pengguna Internet dan Internet memiliki dampak positif dalam meningkatkan konektivitas, namun penyalagunaan internet juga dapat menimbulkan dampak negatif. Aktivitas internet yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna internet secara kriteria umum, profesi.  Adanya keyakinan konten yang pas sesuai keriteria umur dan profesi, tidak melanggar aturan hukum cyber yang berlaku (UU ITE, UU Hak Kekayaan Intelektual).

Dampak Negatif penggunaan Internet, Perundungan (Bullying) perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik maupun sosial yang diterima seseorang atau sekelompok tertentu, Perdagangan Orang, Pencurian data pribadi, penipuan, pelecehan seksual dan pornografi, kekerasan, kecandua. Maka dari itu orang tua mesti memberikan pemahaman soal keamanan digital yakni batasi informasi pribadi, batasi penggunaan gawai, kenali ancaman keselamatan, saring sebelum sharing. Kemudian tetapkan beberapa turan sebelum memberikan akses internet, dampingi anak menggunakan internet, gunakan komputer PC, Laptop, Smartphone hanya ditempat yang bisa terpantau orang tua, batasi waktu bermain internet agar tidak kecanduan, ajarkan literasi kepada anak sejak dini agar tidak mudah terpengaruh hal negatif.

Lain halnya pula, yang dipaparkan Sasih Karnita Arafatun. Menurut dia, ada beberapa kiat mencegah kecanduan digital anak, salah satunya dari orang tua menjadi contoh yang baik, batasi penggunaan gadget, perbanyak aktivitas fisik, kemudian peran guru kata dia dapat merancang pembelajaran, eksperimen, demonstrasi, petunjuk kerja dan lembar kerja siswa. 

Sesi terakhir Sriyati Dwi Astuti memaparkan tentang Melindungi Anak di Ruang Digital yaitu Rahasia masa kanak-kanak melalui Anak adalah penyerap yang sangat baik (Absorbent mind), (cara duduk,cara berdiri,cara berbicara,cara bersikap) dan Mesin fotocopy canggih. Dunia anak saat ini  adalah dunia bermain, Ruang bermain anak tidak lagi di ruang nyata mereka berselancar di ruang maya, Meski anak saat ini adalah native digital, namun sebelum usia 18 tahun mereka masih anak-anak yang membutuhkan bimbingan dan pengawasan  dan perlindungan.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. “Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.(*)