Wujud Perhatian Gubernur Kepada Siswa Berkebutuhan Khusus

“Afif, bagaimana laptopnya sudah dibeli belum?,” tanya gubernur yang kemudian diartikan oleh perantara bahasa isyarat.

Afif kemudian menjawab bahwa nanti akan dibelikan orangtuanya saat ke Pangkalpinang. Ia merasa malu jika harus membeli sendiri ke toko komputer.

Mendengar hal itu, gubernur merasa iba dan segera mengupayakan SLB Muntok ini menjadi pusat terapi anak berkebutuhan khusus, karena ia berkeinginan anak-anak ini dapat diterima masyarakat luas.

“Afif kan bukan maling, kenapa harus malu. Harus berani,” jelas gubernur

Gubernur meyakini bahwa dibalik kekurangan anak tersebut, dia memiliki keistimewaan. Oleh karenanya, Gubernur terus berupaya melibatkan masyarakat berkebutuhan khusus, contohnya seperti yang ia lakukan dengan melibatkan tuna rungu dalam aktivitas pekerjaan manusia normal.

“Bayangkan mereka kami pekerjakan di rumah kemasan sebagai desain grafis, dan hasilnya lebih bagus dari orang normal,” ungkapnya.

Khusus kepada orang tua siswa, Gubernur berpesan agar tidak malu untuk menyekolahkan mereka dan ikuti terus perkembangannya.

Leave a Reply