Nelayan Setujui KIP Beroperasi di Bedukang, Ini Tuntutannya!

SUNGAILIAT, LASPELA — Nelayan di wilayah Bedukang, Air Hantu dan Tuing akhirnya sepakat adanya Kapal Isap Produksi (KIP) yang beroperasi di wilayahnya.

Hal itu dikatakan oleh perwakilan nelayan, Amuk saat mengikuti rapat gelar pendapat di Rumah Dinas Bupati Bangka, Selasa (24/8/2021).

“Kami nelayan dari Bedukang, Air Hantu dan Tuing sepakat tidak menghalangi PT Timah dan mitranya melaksanakan pertambangan di laut kami,” kata Amuk mewakili para nelayan.

Namun demikian, tegas Amuk, sedikitnya ada tujuh tuntutan yang harus dipenuhi oleh pihak perusahaan, diantaranya:

  1. Tidak adanya TI apung dan ponton (Selain KIP milik PT Timah dan mitra)
    2.  Meminta panitia darat dibubarkan karena bukan masyarakat terdampak.
  2. Nelayan bersedia menerima kompensasi kalau itu kewajiban dari pihak perusahaan. Dan bagi masyarakat umum yang tidak terdampak agar tidak diberi kompensasi agar tidak terjadi kesenjangan.
  3. Meminta batas waktu pertambangan
  4. Meminta garis maksimal pertambangan dari bibir pantai.
  5. Tidak menutup akses keluar masuk nelayan.
  6. Tidak ada premanisme dalam kegiatan pertambangan tersebut.

“Tuntutan sudah ditandatangani oleh seluruh nelayan dan sudah dilayangkan kepada pemerintah daerah, Kapolres, Kapolda, dan juga PT Timah,” ujarnya.

Untuk itu, dirinya meminta agar tuntunan tersebut dapat dipenuhi dan dijalankan sesuai hasil kesepakatan bersama.

Menanggapi soal tuntutan tersebut, perwakilan PT Timah, Rian berjanji jika dirinya akan komitmen terkait perihal tersebut.

“Kami akan komit sama seperti di Matras tidak ada satupun mengeluarkan SPK untuk TI. Dan ini akan kami terapkan juga di Bedukang,” kata Rian.

Terkait batas waktu perijinan pertambangan, dirinya juga menyampaikan akan berakhir pada tahun 2025 mendatang.

“Semuanya sudah clear, sudah kita sepakati pada tahun 2025 kita akan stop. Dan juga kami tidak pernah mengganggu terkait alur keluar masuk muara nelayan,” jelasnya.

Selain itu, Rian juga mengatakan bahwa hingga hari ini sudah ada delapan unit KIP yang beroperasi di wilayah tersebut.

“Ijin melaporkan bahwa kemarin sudah ada lima kapal yang masuk, hari ini ada tiga kapal, dan besok ada dua kapal lagi. Jadi totalnya ada sepuluh unit kapal,” jelasnya. (mah)