BPJ Sebut Sektor Tambang dan Perkebunan Jadi Penyokong Utama Pertumbuhan Perekonomian Babel

PANGKALPINANG, LASPELA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Daerah Pemilihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bambang Patijaya, mengatakan sektor tambang timah dan perkebunan menjadi penyokong utama tingginya pertumbuhan perekonomian Bangka Belitung.

Hal ini diungkapkan BPJ sapaan akrab Bambang Patijaya saat menjadi narasumber diskusi virtual yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bangka Belitung (UBB) melalui Laboratorium Rekayasa Sosial, Selasa (24/8/2021).

Selain itu kata ketua DPD 1 Partai Golkar Bangka Belitung ini ada beberapa langkah-langkah strategis dalam menerapkan Indonesia Tumbuh, Masyarakat Tangguh. Salah satunya menjunjung semangat untuk dapat bertahan ditengah kondisi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 saat ini yang ditekankan pada aspek sosial-ekonomi.

“Dalam situasi saat ini masyarakat harus terus melakukan kegiatan ekonomi yaitu dagang, agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari terkhususnya masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebab kita didukung dengan adanya pertumbuhan ekonomi 0,97% sampai 1% pada kuartal pertama di tahun 2021, sehingga Babel menjadi salah satu dari 10 Provinsi di Indonesia yang mengalami positif pertumbuhan ekonomi di atas 0%,” ujar BPJ.

Lebih lanjut menurutnya pemulihan perekonomian nasional saat ini beriringan dengan pemulihan perekonomian di daerah. Seperti adanya dana KUR sampai pada subsidi bunga bagi pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
“Kita patut bangga sebab di Indonesia sudah melakukan hal yang luar biasa, karena semua telah disediakan dan disuplai ke daerah guna pemulihan ekonomi seperti pembagiaan BLT, bansos dan lain-lainnya yang dilakukan dari awal tahun 2020 hingga saat ini,” jelasnya.
Disisi lain, Bambang yang kini tengah menyelesaikan program doktoralnya pun menyinggung, bahwa masih banyak masyarakat yang tidak melakukan vaksin. Hal itu salah satunya diakibatkan dengan adanya kabar hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan terkait bahayanya vaksin.
“Misalkan, banyak opini yang beredar bahwa vaksin itu tidak halal, timbulnya penyakit baru, dan lain sebagainya. Untuk itu, tugas kita semua sebagai akademisi harus memberi pemahaman kepada masyarakat,” ujarnya.
BPJ berharap kepada mahasiswa untuk bersama-sama mengajak masyarakat mengikuti vaksinasi Covid-19 agar timbul perlindungan komunal terhadap bahaya pandemi. (Rilis.MPO-PG)