banner 728x90

Spiritualisme Kurban

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

Oleh : Sabpri Aryanto

_Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung_

banner 325x300

 

Dalam rangka menyambut Iduladha 1442 Hijriah, hari raya yang dinantikan oleh kaum muslimin untuk saling berbagi dalam meraih kedamaian dan kebahagiaan. Iduladha dimaknai dengan kata “berbagi” juga mengingatkan kaum muslimin untuk selalu meningkatkan ketakwaan untuk taat pada Allah SWT dalam menjalankan perintah, dan menjauhi larangannya, serta merawat hubungan antar manusia (hablumminannas) dan peningkatan kualitas diri.

Umat Islam sedunia bertepatan pada 20 Juli 2021, menyambut hadirnya salah satu Hari Raya yaitu Iduladha atau Idulkurban 1442 H. Perayaan tahun ini masih sama seperti tahun kemarin dalam suasana keprihatinan dan kewaspadaan lantaran masih mewabahnya pandemi COVID-19 di negeri ini. Iduladha kali ini kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai prokes, walaupun ibadah haji batal bagi muslim Indonesia, dan bagi masyarakat spirit untuk melaksakan kurban tetap melekat dalam tradisi Iduladha.

Iduladha identik ditandai dengan penyembelihan hewan atau yang lebih kita kenal sebagai “Kurban”. Sejarah tentang syariat berkurban adalah sejarah tentang Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail yakni peristiwa pengorbanan yang diperintahkan Allah kepada Ibrahim dan anaknya Ismail. Pada saat usia Ismail kira-kira telah mencapai 7 tahun, Nabi Ibrahim bermimpi diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih Ismail a.s. Peristiwa tersebut disampaikan oleh Allah SWT dalam Al- Qur’an yaitu pada QS. Ash – Shaffat : 102 yang artinya, Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku ! Sesungguhnya Aku bermimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” dia (Ismail) menjawab: “Wahai ayahku ! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”.

Kisah tentang ketiganya kemudian menjadi sebuah landasan teologis atas ajaran berkurban. Istilah kurban bukanlah merupakan istilah yang asing untuk didengar terutama umat Islam. Makna spiritualisme dari pelaksanaan kurban yaitu kita lebih berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT, memberikan kebahagiaan kepada fakir miskin dengan membagikan daging hewan kurban tersebut. Karena makna kurban yaitu keikhlasan yang mendasari segala sesuatu yang kita lakukan. Maka dari itu, kita akan mengurai nilai-nilai spiritualisme kurban, baik dari aspek ketakwaan dan nilai solidaritas dalam memberikan kebermanfatan bagi kita semuanya.

Ada tiga nilai spiritualisme kurban yang akan kita bahas dalam tulisan ini yakni, ketakwaan, solidaritas sosial, dan peningkatan kualitas diri.

Kurban: Meningkatkan Taqwa

Kurban mempunyai kedudukan yang penting dalam Islam, karena dengan melaksanakan kurban maka kita telah berusaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta yang dilambangkan dengan penyembelihan hewan. Dari uraian di atas, sudah dijelaskan bahwa ibadah kurban diawali dalam sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail yang kisahnya tertuang dibdalam Al-Quran. Kurban adalah salah satu ibadah dalam agama Islam yang dilakukannya penyembelihan binatang ternak.

Ibadah kurban menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah, sehingga tingkat keimanan yang semakin kuat dan tidak mudah mengikuti hawa nafsu. Ibadah kurban akan menjadi amal baik yang akan dicatat oleh malaikat sebagai ladang pahala berbuat kebaikan.

Keutamaan berkurban untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Hal ini seperti yang tercantum dalam QS. Al-Maidah ayat 27 yang berbunyi: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa”.

Melalui ayat tersebut dapat dipahami bahwa berkurban merupakan salah satu ibadah yang diterima Allah SWT.

Oleh karena itu, Iduladha membawa semangat untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Bagi yang melaksanakan kurban ada hal yang perlu dikuatkan, antara lain belajar menguatkan kepribadian, dan belajar menguatkan keikhlasan. Karena makna Iduladha dan kurban adalah mengingatkan umat Muslim untuk senantiasa ikhlas atas segala cobaan yang diberikan. Dengan ikhlas, maka ujian seberat apapun Insyaallah akan mendapatkan hikmah.

Kurban: Solidaritas Sosial

Hikmah berkurban dari kisah Nabi Ibrahim yakni kemuliaan manusia, karena dalam hal ini seluruh umat muslim dianjurkan untuk menghargai dan tidak meremehkan sesama manusia. Selain itu, Allah juga menunjukkan kepada setiap hambanya untuk saling mengasihi satu sama lainnya. Sebab, setiap manusia harus saling menghormati hak satu sama lain dan hidup berdampingan dengan rukun. Kecintaan manusia didasari karena kecintaannya kepada Allah SWT begitu juga perjuangan Nabi Ibrahim As dan putranya Ismail As, hendaknya dapat dijadikan wahana introspeksi diri atas ketaatan manusia karena ibadah kurban, juga mengajarkan kepada kita untuk memiliki kepekaan yang tinggi terhadap sesama mengulurkan tangan untuk membantu kepada sesama, terutama kepada umat yang lemah dan membutuhkan.

Momentum kurban ini seyogianya jadi kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan bantuan tersebut. Bagi yang memiliki kelapangan rezeki, inilah waktunya berbagi kegembiraan karena daging dari hewan yang disembelih yang kemudian dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, adalah manifestasi atas sikap peduli kepada sesama manusia. Dengan disyariatkannya kurban, maka umat Islam dilatih mempertebal keimanan, ketakwaan, dan rasa kemanusiaan serta mengasah kepekaan terhadap masalah sekitar, sehingga melahirkan pribadi-pribadi yang memiliki kesalehan sosial.

Bagi setiap muslim, inti dari hikmah perayaan Iduladha yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan ialah berusaha semaksimal mungkin dalam bertakwa kepada sang pencipta, dengan memupuk semangat memiliki dan berbagi yang merupakan kunci dan esensi dari beriurban untuk menumbuhkan ketenteraman, kedamaian, dan solidaritas sosial masyarakat, dan lainnya.

Ibadah kurban bukan merupakan ajang dan kesempatan bagi orang-orang kaya untuk menunjukkan kesalehan mereka dengan harta yang dimilikinya, dan dengan berkurban menjadikan sarana untuk mendidik dan memaksimalkan amal dengan peduli kepada fakir miskin.

Kurban: Peningkatan Kualitas Diri

Iduladha menjadi tantangan bagi umat Islam agar mampu meningkatkan kualitas dirinya diberbagai aspek kehidupan. Ibadah kurban merupakan pendidikan bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah. Meningkatkan kualitas diri dengan cara memperkukuh, kesadaran diri serta mengelola diri menjadi lebih baik. Kita dapat mencontah akhlak Nabi Muhammad SAW dalam kebaikan untuk memulikan tamu dan mejalankan semua perintah-Nya.

Dimensi yang terkandung pada ibadah kurban yaitu ketakwaan dan hubungan antarmanusia maka berkurban juga merupakan sarana meningkatkan kualitas diri l, sehingga memiliki akhlak terpuji sebagaimana pribadi Rasulullah SAW. Menjalankan ibadah kurban meningkatkan kualitas diri seorang muslim menjadi pribadi yang bertakwa, dan mampu mengendalikan diri demi meraih rida Allah SWT

Semoga dalam rangka momentum Iduladha atau ibadah kurban kita tetap dapat meningkatkan kualitas diri dengan tetap bertakwa kepada Allah SWT, dan saling berbagi membangun hubungan yang baik antar manusia.

Semoga dari ketiga nilai spiritualisme yang saya tuliskan, mendapatkan pelajaran untuk kita tetap mengintropeksi diri agar tetap menjadi manusia yang berguna dan hikmah lain yang dapat dipetik dari peristiwa Nabi Ibrahim dalam idul adha, adalah kesabaran dan keiklasan.

Suasana Iduladha kali ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya yang di mana shalat Iduladha bersama masih diizinkan dengan syarat di zona hijau dengan menjalankan protokol kesehatan ketat. Pada Iduladha 2021, Menteri Agama RI meniadakan salat bersama di tempat umum karena bersamaan dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat karena penularan baru virus covid-19 belum menunjukkan tanda mereda.

Mari jadikan momentum Iduladha untuk menjadikan semangat dalam mendukung pemerintah untuk menekan angka penularan akibat Covid-19. Dengan semangat tolong-menolong dan toleran yang dimiliki masing-masing untuk mewujudkan Indonesia terbebas dari Covid-19, tanpa memandang keragaman masyarakat yang terjadi.

Selain ketaatan, maka sabar dan ikhlas juga menjadi senjata yang ampuh dalam menjalani kehidupan di era Pandemi covid 19 ini. Kita harus sabar dan ikhlas menerima semuanya.

demikianlah tulisan tentang spiritualisme kurban yang saya ambil tiga nalar yakni meningkatkan taqwa, solidaritas sosial, dan meningkatkan kualitas diri. Jika masih banyak kekurangan saya mohon krtitik dan saran dalam tulisan ini. Selamat Hari Raya Iduladha 1442 H, mohon maaf lahir dan batin. (*)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version