Kemenkominfo Tingkatkan Literasi Digital Dunia Pendidikan Basel

TOBOALI, LASPELA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kembali melaksanakan seminar online atau webinar sebagai upaya meningkatkan edukasi literasi digital di Bangka Selatan (Basel). Webinar dibuka oleh Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Senin (21/6/2021).

Empat kerangka digital yakni digital skill, digital safety, digital ethic, dan digital culture diberikan dalam webinar bertema “Literasi Digital dalam Dunia Pendidikan” itu. Dr. Ir. Soni Trison, selaku narasumber menyebutkan literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital,alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, dalam dunia literasi digital dikenal pula berbagai komponen seperti literasi media, literasi teknologi dan literasi visual. Elemen esensial literasi digital, ditambahkan praktisi wirausaha dan Dosen IPB itu, yakni kultural, kognitif, kontruktif, kepercayaan, kreatif, komunikatif dan kritis.

“Karena prinsip dasar pengembangan literasi digital ialah pemahaman, saling ketergantungan, faktor sosial dan kurasi sehingga menjadi indikator literasi digital di sekolah, di keluarga, dan di masyarakat,” katanya.

Sementara, Technology Direktor Microsoft Indonesia Panji Wasmana, mengungkapkan internet merupakan dunia kedua dalam kehidupan manusia. Sebab, internet sudah menjadi jendela beragam informasi. Dengan adanya internter yang semakin berkembang, manusia dituntut untuk dapat menggunakannya dengan bijak agar terhindar dari empat risiko yang terjadi dunia online, yakni konten, kontak, perilaku dan niaga.

“Jadikan internet lebih aman dengan mempraktikkan kesopanan.
Hindari mengunakan software bajakan dengan tetap memperbaharui semua perangkat lunak dan lindungi dengan kata sandi, dan pikirkan sebelum anda mengklik, serta berhati-hati dengan flash driver USB,” katanya.

Menyikapi perkembangan teknologi saat ini, Kepala Diskominfo Basel Benny Supratama mengatakan, manusia dihadapkan dengan dua sisi berlawanan, yakni sisi positif dan negatif. Di er digitalisasi 4.0 ini, tantangan di dunia digital semakin kentara dengan persaingan yang semakin ketat dengan tuntutan ketersediaan akses internet yang mumpuni, cyber security, pembangunan sumber daya manusia, dan regulasi yang belum mengikuti perkembangan zaman.

“Jejak digital yang kita tinggalkan dalam media pembelajaran pada dunia pendidikan akan menjadi warisan budaya bagi generasi penerus bangsa, sehingga kita harus bijak dalam menggunakan digitalisasi, dengan senantiasa menerapkan nilai religius, nilai moral, dan nilai kebangsaan,” katanya.

Sedangkan akademisi Universitas Bangka Belitung (UBB) Dian Prihardini Wibawa, menyebutkan di era digitalisasi ini, para pendidik masih sering menemukan berbagai kendala selama menjalani pendidikan secara online, seperti keseriusan peserta didik, hingga permasahan jaringan inernet.

“Masalah yang kerap kita alami ketika kita menyampaiakn materi pada saat pembelajaran online yakni, peserta didik tidak fokus, peserta didik kurang paham materi, peserta didik sibuk sendiri, dan bahkan ditinggal peserta didik. Kemudian yang kita alami semuanya terkendala dengan sinyal sering terjadi di Pulau Bangka,” katanya. (rga/rill)