Kelas Beasiswa PT Timah Bukan Sekadar Pendidikan, Bentuk Karakter Hingga Gapai Impian

PANGKALPINANG, LASPELA – Mendukung kemajuan pendidikan di wilayah operasional perusahaan, PT Timah memberikan beasiswa bagi siswa-siswi berprestasi yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Hal ini sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Salah bentuk komitmen PT Timah dalam bidang pendidikan yakni Program Kelas Beasiswa PT Timah di SMAN 1 Pemali. Program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2000 ini telah meluluskan sekitar 811 alumni ini menggunakan sistem boarding (asrama).

Program Kelas Beasiswa PT Timah di SMAN 1 Pemali, semula bernama program kelas unggulan PT Timah di SMAN 1 Pemali. Saat ini, program kelas beasiswa PT Timah Tbk diperuntukkan bagi siswa-siswa berprestasi namun berasal dari keluarga yang secara ekonomi kurang beruntung. Hal ini, agar program ini betul-betul tepat sasaran.

Banyak alumni yang merasakan manfaat dari program PT Timah, salah satunya Ivan Purnama Putra, pria kelahiran Manggar Belitung Timur yang merasakan banyak manfaat dari program beasiswa PT Timah ini. Baginya, mendapatkan beasiswa PT Timah saat itu tahun 2004 menjadi titik balik dalam kehidupannya.

“Saya angkatan kelima, saat itu dari 40 orang yang lulus hanya 39 orang yang masuk. Setelah mengikuti berbagai rangkaian tes akademik, psikotes, keseharan dan mendapatkan beasiswa ini menjadi titik balik di hidup saya. Karena selama tinggal di asrama, kami banyak belajar dan memang dipersiapkan untuk ke jenjang yang lebih tinggi,” ceritanya.

“Secara akademik diajarkan berpikir runut, logis, sehingga konstruksi berpikir saya itu dibentuk di asrama dan di sekolah. Di asrama diajarkan disiplin, jauh dari orang tua harus bisa maneg diri sendiri, di sekolah banyak ketemu guru, kertika saya kuliah saya enggak kaget dan bisa bersaing,” sambungnya.

Baginya, program beasiswa PT Timah tidak tanggung-tanggung, pasalnya mereka tidak hanya dibiayi secara pendidikan, namun juga difasilitasi biaya hidup.

“Saya rasakan program SMA kelas unggulan itu tidak tangun-tanggung, karena merasakan banyak benefit. Saya hanya datang bawa badan diberikan fasilitas, biaya, ini merupakan salah bentuk support pt timah terhadap perkembangan pendidikan di Babel,” ujar Dosen di Institut Pertanian Bogor

Hal senada juga dikatakan, Chazwir Chadir yang merupakan alumni angkatan pertama tahun 2000. Ia menceritakan, kala itu diberitahukan oleh gurunya di SLTPN 1 Kelapa untuk mengikuti program beasiswa yang kala itu namanya masih program unggulan PT Timah.

Berbagai rangkaian seleksi dilaluinya, dirinya mengingat betul kala itu ia mengikuti tes di SMKN 1 Pangkalpinang dari pagi hingga sore hari. Berbagai rangkaian tes dilaluinya, mulai dari administrasi, psikotes, wawancara hingga tes kesehatan. Dirinya harus bersaing dengan berbagai pelajar lainnya agar bisa mendapatkan beasiswa PT Timah yang saat itu koutanya hanya 40 orang.

“Dulu itu dari sekolah ada empat orang yang ikut tes, hanya saya yang lulus karena dulu itu namanya kelas unggulan. Saya senang sekali dulu yang masuk situ orang pilihan dan setiap daerah ada kuotanya, sekolahnya gratis dan kita dapat fasilitas asrama,” katanya.

Menurutnya, bagi dirinya yang berasal dari Desa tepatnya di Tempilang bisa mendapatkan program ini merupakan sebuah anugerah bagi kehidupannya. Bagaimana tidak, kala itu dirinya bahkan tak pernah bermimpi bisa mengenyam pendidikan di universitas. Namun dengan pergaulan, tempaan dan pembinaan karakter di asrama maupun di sekolah membuat hidupnya menjadi berubah.

“Saya ini kan tinggal di kampung di Tempilang, ketika masuk asrama bahagia bisa bertemu orang dari berbagai asal sekolah, punya teman beragam yang punya motivasi bagus. Saya juga berasal dari keluarga yang ekonominya kurang, tapi di asrama kami diajarkan untuk tidak bileh minder rasa confident kami ini dibangun betul, karakter, bagaimana kami setiap hari diajarkan untuk berani membangun cita-cita, bertanggungjawab, disiplin, menjaga kekompakkan,” ujarnya.

“Yang paling jelas kalau tidak di asrama, mungkin saya enggak punya cita-cita kuliah. Karena saya tinggal di kampung dan enggak punya bayangan bagaimana kuliah dan tidak ada gambaran universitas,” sambungnya.

Saat itu, kata dia sejak masih duduk di kelas 1 saja, teman-temannya sudah menuliskan berbagai impian untuk berkuliah di kampus-kampus ternama. Semangat belajar yang tinggi membuat dirinya juga termotivasi untuk meraih cita-cita.

“Cita-cita itu ditulis di pintu kamar, kawan-kawan saya menulis mau kuliah di ITB, Unpad. Budaya belajarnya di Asrama itu tinggi sekali, kita diajarkan cara berkomunikasi, berdebat dengan etika dan banyak hal lainnya. Mau-mau enggak mau membuat saya juga jadi termotivasi,” ceritanya.

Baginya, banyak karakternya dipengaruhi dari pendidikan selama di asrama. Hal itulah yang mendorong dirinya untuk terus meraih cita-citanya. Menurutnya, sistem beasiswa PT Timah berbeda dengan beasiswa lainnya pasalnya sejak seleksi saja sudah sesuai standar yang tak main-main.

“Pengamatan saya dari sistem seleksi saja ini sudah sesuai SOP, tidak hanya tes akademik tapi juga psikotes, karena kan kadang kecerdesan intelegensia belum tentu berbanding lurus dengan kecerdasan lainnya. Selain itu, sistem di Asrama ini juga kerena karena kita terus digaung-gaungkan terus bahwa kita ini generasi penerus Babel, jadi bukan hanya sekadar beasiswa,” ujar Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemberdayaan Pembudidayaan Ikan Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah ini.

Dirinya juga berpesan kepada para siswa yang akan mengikuti seleksi ini, agar dapat memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin. Ia meyakini banyak manfaat yang dirasakan dengan program beasiswa ini.

“Manfaatkan peluang ini sebaik mungkin, insyaallah dengan masuk asrama anda bisa merubah mengangkat harkat derajat keluarga anda dan insyaallah mempunyai masa depan yang cerah selama dengan baik dan serius, karena saya mengalami ini langsung,” pesannya.rill/(wa)