PANGKALPINANG, LASPELA – Selama bulan ramadan, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bangka Belitung (Babel) mencatat, inflasi di bulan April 2021, berkisar pada 0,18% (mtm) atau 2,93% (yoy). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tekanan inflasi bulan sebelumnya.
Kepala Perwakilan BI Babel Tantan Heroika,dalam pers release yang diterima Laspela Group menyebutkan, peningkatan inflasi pada April ini didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi, dan permintaan masyarakat selama ramadan.
“Hal ini tercermin dari peningkatan Indeks Harga Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,38% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,129%. Inflasi pada kelompok tersebut a.l. disumbang oleh komoditas daging ayam, sayuran hijau, dan cumi-cumi,” ujarnya, Kamis (6/5/2021).
Namun demikian, laju inflasi kelompok ini tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas seperti cabai rawit, dan cabai merah, yang didorong oleh meningkatnya produksi di beberapa sentra penghasil cabai. Selain itu, beberapa komoditas ikan tangkap juga turut menahan laju inflasi seiring dengan membaiknya cuaca sehingga nelayan dapat melakukan aktivitas melaut.
Lebih jauh dijelaskan Tantan, secara spasial, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 0,30% (mtm) atau secara tahunan sebesar 2,13% (yoy). Hal itu disebabkan oleh kelompok makanan khususnya yang bersumber dari komoditas sayuran hijau, dan daging ayam, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran khususnya yang bersumber dari komoditas komoditas pempek dan tekwan/model.
Sementara itu kota Tanjungpandan mengalami deflasi sebesar 0,02% (mtm) dengan inflasi tahunan sebesar 4,35% (yoy). Deflasi di Kota Tanjungpandan utamanya disumbang oleh komoditas cabai rawit, cabai merah dan beras.
Kedepan, kata Tantan, peningkatan harga daging ayam diprakirakan masih berlanjut sebagai dampak perpanjangan penerapan kebijakan pemusnahaan (culling) induk ayam (parent stock), dan pengurangan (cutting) telur tetes (Hatching Egg). “Ini dalam rangka mengendalikan kelebihan pasokan atau over supply day old chick (DOC) pada awal tahun 2021,” katanya.
Diperkirakan, tekanan inflasi yang muncul akibat kendala distribusi yang disebabkan pembentukan siklon tropis di wilayah Indonesia, akan rendah pada periode Mei hingga Desember. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian inflasi tahun 2021, khususnya menjelang bulan ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan melakukan operasi pasar bahan pangan strategis.
“Juga dilakukan sidak pasokan ke distributor, monitoring distribusi LPG 3 Kg yang tepat sasaran, serta mempererat koordinasi antar pemangku kepentingan terkait lainnya,” katanya.
TPID Bangka Belitung dan Satuan Tugas (Satgas) Pangan terus bersinergi dalam memantau perkembangan harga, menjaga kecukupan stok pangan, serta mengupayakan kelancaran distribusi sehingga inflasi tahun 2021 dapat terjaga pada rentang 3%±1%. (**)