PANGKALPINANG, LASPELA– Banyak pihak yang masih menduga negatif tentang pemanfaatan nuklir dapat dijadikan sumber energi terbarukan nasional. Padahal kata anggota komisi 7 DPR RI, Bambang Patijaya pemanfaatan nuklir seyogyanya sudah bisa diterapkan di Indonesia.
Menurut anggota fraksi Golkar ini, anggapan buruk terhadap nuklir sebenarnya datang dari suatu kepentingan sumber daya alam fosil masa lampau, padahal secara teknologi sebenarnya Indonesia sudah mempunyai sumber daya manusia yang mumpuni.
“Kita sudah ada BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional). Mereka sudah merancang dan sudah mengoperasikan 35 Megawatt (MW) reaktor nuklir untuk kebutuhan riset, dan reaktor ini adalah yang terbesar di Asia untuk reaktor nuklir riset. Keduanya Korsel, mereka hanya mempunyai 25 MW untuk kebutuhan risetnya,” ujar BPJ kepada negerilaskarpelangi.com, Senin (26/4/2021).
Oleh karenanya, kata kata BPJ sudah seharusnya Pemerintah bersama DPR duduk bersama membahas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai sumber energi nasional terbarukan.
“ Makanya harus diberikan ruang pemanfaatan ini segera,” katanya.
Bila melihat negara lain, kata BPJ lagi dapat dijadikan rujukan adalah negara Uni Emirat Arab (UEA), saat ini saja UEA di awal April 2021 baru saja mengoperasikan PLTN dengan kapasitas 5.600 Megawatt yang terdiri atas empat reaktor. Perlu diketahui pula bahwa UEA sebenarnya dapat saja mengandalkan tenaga surya dan angin sebagai energi listrik mereka, karena iklimnya sangat mendukung, panas dan bergurun.
“Belum lagi minyak bumi mereka, inikan menjadi pertanyaan besar kita. Ada apa pertanyaan besarnya???,” kata BPJ.
Diutarakannya pula saat ini, secara nasional, Indonesia memiliki cukup banyak sumber mineral untuk PLTN, BPJ melansir dari BATAN, Indonesia memiliki 81.090 ton uranium dan 140.411 thorium yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.(*)