banner 728x90

BPJ : Kalau Monazite Jangan Dulu, Karena itu Mengandung Radio Aktif

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

PANGKALPINANG, LASPELA– Meski mendukung kegiatan ekonomi arus bawah terutama terkait mineral ikutan logam timah (logam tanah jarang) seperti zirkon dan elminite, anggota komisi 7 DPR RI, Bambang Patijaya (BPJ) sangat menentang keras adanya kegiatan eksploitasi dan eksplorasi besar-besaran terkait mineral Monazite.


Menurut anggota fraksi Golkar ini, dirinya sangat menentang kegiatan mineral Monazite dikarenakan mineral tersebut sangat membahayakan karena masih mengandung radio aktif yang sangat tinggi.
“Kalau zirkon dan elminite silahkan gunakan, tapi kalau monazite jangan dulu. Itu masih mengandung radio aktif. Ini juga tupoksinya belum jelas apakah akan masuk di kementerian pertahanan ataupun masuk dalam ESDM,” ujar BPJ kepada negerilaskarpelangi.com, Senin (26/4/2021).

banner 325x300


Meski demikian, kata anggota DPR yang membidangi Sumber Daya Mineral ini, kandungan monazite kalau diekstrakkan maka didapatkan mineral thorium dam kalau diekstarkkan kembali maka akan menjadi mineral uranium.


Seperti dilansir Republika, Uranium adalah unsur dengan nomor atom 92 pada tabel periodik. Setiap molekul memiliki 92 proton pada intinya. Jumlah neutron dapat bervariasi dan itu perbedaan antara tiga isotop uranium yang ditemukan di Bumi.


Uranium-238 (92 proton ditambah 146 neutron) adalah bentuk yang paling melimpah dan sekitar 99,3 persen dari semua uranium adalah U-238. Sisanya adalah U-235 (0,7 persen), dan U-234.


Uranium memiliki reputasi yang buruk. Namun, U-238 memiliki waktu paruh yang sangat lama, yang berarti dapat ditangani dengan cukup aman selama tindakan pencegahan dilakukan. Satu yang lebih penting adalah bahwa U-238 bukanlah fisil. Ini tidak dapat memulai reaksi nuklir dan mempertahankannya.


Namun, U-235 adalah fisil. Ini dapat memulai reaksi nuklir dan mempertahankannya. Namun, sebanyak 0,7 persen dalam uranium yang terbentuk secara alami tidak cukup untuk membuat bom atau bahkan reaktor nuklir untuk pembangkit listrik.


Sebuah pembangkit listrik membutuhkan uranium dengan tiga sampai empat persen U-235, yang dikenal sebagai uranium yang diperkaya rendah atau tingkat reaktor. Sebuah bom nuklir membutuhkan uranium dengan 90 persen U-235 atau dengan kata lain merupakan uranium yang sangat diperkaya.(*)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version