JAKARTA, LASPELA – Beberapa poin penting berhasil disepakati oleh para pemegang saham PT Timah Tbk, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2020 yang dilaksanakan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (6/4/2021). Kesepakatan yang dicapai antara lain persetujuan Laporan Tahunan Tahun Buku 2020, perubahan Nomenklatur Pengurus Perseroan, dan absen untuk tebar dividen tahun buku 2020.
Selama tahun 2020, PT Timah tercatat menghasilkan bijih timah sebesar 39.757 ton atau turun sebesar 51,79% (2019: 82.460 ton), yang berasal dari penambangan darat sebesar 71,35%, dan 28,65% dari penambangan laut. PT Timah juga melakukan penjualan timah sebesar 55.782 ton atau 16,28% dari total konsumsi timah dunia, dengan didominasi tujuan ekspor yakni negara-negara di kawasan Asia.

Walaupun dalam skala global akibat pandemi Covid-19 telah memicu berkurangnya produksi logam timah yang turun 40,18%, menjadi sebesar 45.698 ton dari tahun sebelumnya sebesar 76.389 ton, namun PT Timah masih bisa memenuhi permintaan konsumen dengan memanfaatkan persediaan logam timahnya. Penjualan logam timah mampu dilakukan sebesar 55.782 ton atau turun 17,61% dari tahun sebelumnya sebesar 67.704 ton.
Dengan adanya perubahan nomenklatur yang menjadi salah satu kesepakatan pada RUPS tahun ini, yakni Direktur Keuangan menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, diharapkan Sekretaris Perusahaan PT Timah Muhammad
Zulkarnaen, dapat memberikan perubahan terhadap tantangan yang akan dihadapi di tahun berikutnya.
“Perubahan nomenklatur adalah hal yang wajar dilakukan mengingat tantangan perusahaan ke depan. Dan untuk itu, kita optimis perusahaan akan
menjawab tantangan dengan lebih baik lagi,” ujarnya.
PT Timah mengungkapkan optimismenya memasuki tahun produksi 2021. Kondisi saat ini disebutkan harga komoditas logam timah mulai kinclong, disebabkan menipisnya persediaan logam timah di London Metal Exchange (LME). Untuk itu, eksplorasi akan terus dilakukan untuk mendukung keberlangsungan bisnis PT Timah ke depannya.
Hingga kini, PT Timah terus bertransformasi menjadi perusahaan yang inovatif, dan ramah lingkungan dalam eksploitasi timah melalui prosedur Good Mining Practice (GMP), yang berprinsip effective and cost-friendly mining method dalam penambangan timahnya.
Wilayah operasional masih akan berpusat di Bangka Belitung (Babel), dan Kepulauan Riau. Dua wilayah itu masih akan menjadi lokasi utama penambangan timah karena potensinya yang diprediksi masih cukup besar. (wa)