banner 728x90

KBI Bangkitkan Ekonomi dan Beri Solusi bagi Negeri

BANTUAN ALAT PRODUKSI - Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) didampingi Ketua Departemen Teknik Pertanian & Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr.Lilik Sutiarso memberikan bantuan Alat Produksi kepada antara lain UMKM Bunga Telang Kuntari, UMKM Tiwul Kemasan Ngatinem dan UMKM Pare, Kenikir Lestari, UMKM Singkong Beku Musrifah dan UMKM Bawang Merah Goreng Srikandi. Selain alat Produksi KBI berencana mendirikan Sistem Resi Gudang untuk melindungi petani dan meningkatkan ekonomi petani dan pekebun Selopamiono.
banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

Oleh: Agus Ismunarno
Wartawan Utama

  • Bersinergi Bangun Resi Gudang di Berbagai Bidang
  • Jalankan Creating Shared Values KBI Kedepankan Aspek Tumbuh Bersama Masyraakat
  • Fajar: KBI Optimalkan Profit, People dan Planet
  • KBI Terapkan Program Integrated Farming System di Selopamioro
  • Sistem Resi Gudang Dijalankan di Tiga Wilayah

YOGYAKARTA- Kliring Berjangka Indonesia (KBI) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendorong peningkatan ekonomi masyarakat dan solusi-solusi melalui tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), yang sejalan dengan peningkatan kinerja korporasi.

banner 325x300

“Kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan bagian besar dari kegiatan korporasi KBI yang mengedepankan aspek 3 P, yaitu People, Profit dan Planet,” kata Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Persero Fajar Wibhiyadi kepada wartawan di sela Penyerahan Bantuan Alat Produksi dan Pendampingan dalam Program Integrated Farming System di Selopamioro Yogyakarta, Rabu (17/3-2021).

Fajar menjelaskan makna people dimaksudkan pengembangan SDM akan terus dilakukan untuk menjadikan SDM yang berkompetensi.

“Sedang profit tentu saja menjadikan KBI sebagai korporasi yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Planet mengartikulasikan dalam kegiatan bisnisnya, KBI tetap peduli kepada lingkungan yang diwujudkan dalam program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL),” kata Fajar.

Pendekatan CSV

Terpisah, kepada wartawan Mas Ahmad Daniri, Ketua Umum Asosiasi GRC serta Ketua Perkumpulan Profesional Governansi Indonesia mengatakan, “Program-program CSR dari korporasi memang perlu dikembangkan dengan pendekatan Creating Shared Value atau CSV.”

Mas Ahmad Daniri menjelaskan konsep CSV. pertama, dari sudut pemangku kepentingan lebih mudah untuk menciptakan manfaat asalkan kita dapat memahami kepentingan dan kebutuhan mereka. Biasanya yang sering lebih dulu mencuat adalah, keinginan ketimbang kebutuhan.

“Itu sebabnya diperlukan pemetaan kepentingan stakeholder secara gamblang, termasuk kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan. Kedua, tidak mudah mengidentifikasi manfaat untuk perusahaan, apalagi jika kurang selaras dengan strategi bisnis. Semakin jauh dari strategi perusahaan, program CSR semakin dirasakan sebagai beban perusahaan,” kata Mas Ahmad Daniri.

Sebaliknya, kata Mas Ahmad, semakin dekat dengan strategi perusahaan, semakin mudah untuk membuat program CSR yang saling memberi manfaat.

Konsep Creating Shared Value merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Michael Porter dan Mark Kramer dalam artikel ‘Harvard Business Riview” pada 2006.

CSV adalah sebuah konsep dalam strategi bisnis yang menekankan pentingnya memasukkan masalah dan kebutuhan sosial dalam perancangan strategi perusahaan.

CSV merupakan pengembangan konsep tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), yang konsepnya mendasarkan pada ide adanya hubungan interdependen antara bisnis dan kesejahteraan sosial.

CSV menekankan adanya peluang untuk membangun keunggulan kompetitif dengan cara memasukkan masalah sosial sebagai bahan pertimbangan utama dalam merancang strategi perusahaan.

Dua Program KBI

Terkait kegiatan dengan konsep Creating Shared Values (CSV), Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Persero Fajar Wibhiyadi mengatakan ada 2 (dua) program yang telah dijalankan KBI, yaitu Program Integrated Farming System di Selopamioro Yogyakarta, serta Program Kemitraan di Sistem Resi Gudang.

Untuk Program Kemitraan di Sistem Resi Gudang, sampai dengan saat ini telah dilaksanakan di 3 (tiga) wilayah, yaitu di Takalar dan Bantaeng Sulawesi Selatan untuk komoditas Rumput Laut, Lampung untuk komoditas Beras, serta Blitar dan Tuban Jawa Timur untuk komoditas Gabah dan Beras.

KBI BANTU BANTU UMKM TIWUL- Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) memamerkan Tiwul dalam Kemasan produksi UMKM Binaan PT Kliring Berjangka Indonesia. Tiwul merupakan, Kuliner Kearifan Lokal yang diproduksi massal dengan teknologi UMKM. UMKM Tiwul tumbuh dan meningkat berkat bantuan alat produksi dan pendampingan KBI yang bekerjasama dengan UGM. Foto: Agus Ismunarno
KBI BANTU UMKM TIWUL- Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) memamerkan Tiwul dalam Kemasan produksi UMKM Binaan PT Kliring Berjangka Indonesia. Tiwul merupakan, Kuliner Kearifan Lokal yang diproduksi massal dengan teknologi UMKM. UMKM Tiwul tumbuh dan meningkat berkat bantuan alat produksi dan pendampingan KBI yang bekerjasama dengan UGM. Foto: Agus Ismunarno

Program Integrated Farming System di Selopamioro Yogyakarta ini, kata Fajar, dilakukan KBI bekerjasama dengan Dept. Teknik Pertanian & Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian UGM.

Program ini merupakan pengembangan usaha peternakan berbasis ramah lingkungan dan sumber energi terbarukan, yang merupakan Integrasi agribisnis peternakan dengan pengembangan pangan lokal dan potensi wisata daerah. Dengan program ini, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan peternak dalam pengelolaan usaha agribisnis peternakan.

PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) (Persero) berencana juga berwncana membangun Sistem Resi Gudang (SRG) di Desa Selopamioro, Kapanewon (Kecamatan) Imogiri, DI Yogyakarta.

Rencana pembangunan SRG ini menurut Direktur Utama (Dirut) PT KBI (Persero), Fajar Wibhiyadi, untuk memberikan nilai tambah bagi petani setempat.

KBI TUMBUH BERSAMA MASYARAKAT- Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) bersama Prof.Dr.Lilik Sutiarso berbincang dengan Ketua Pokdarwis/UMKM Bukit Dermo, Selopamiono, Mustika Hidayat di Caffe Gubug Dermo Selopamioro Kab Bantul yang dibina KBI bersama UGM. KBI menjalankan Creating Shared Values di Seloparmiono dengan mengedepankan konsep tumbuh bersama masyarakat.
Foto: Agus Ismunarno

“Selopamioro merupakan salah satu sentra pertanian utamanya hortikultura buah-buahan dan bawang merah,” kata Fajar kepada sejumlah media, Rabu malam (17/3/2021) di Hotel Ibis, Yogyakarta.

Hal itu dikatakan Fajar usai melakukan kunjungan dan penyerahan sejumlah alat pengolahan pangan bersama Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada Kelompok Wanita Tani di Desa Selopamioro, Imogiri, Rabu siang (17/3/2021).

BANGGA TUMBUH BERSAMA KBI- Ketua Pokdarwis/UMKM Bukit Dermo, Selopamiono, Bantul Mustika Hidayat dengan bangga menunjukkan produksi UMKM Selopamiono seperri Bunga Telang, Tiwul, Pare, Kenikir, Bawang Merah Goreng dan Singkong Beku. Ekonomi masyarakat Selopamiono tumbuh dan meningkat berkat bantuan dan pendampingan PT Kliring Berjangka Indonesia bekerjasama dengan UGM. Foto: Agus Ismunarno
BANGGA TUMBUH BERSAMA KBI- Ketua Pokdarwis/UMKM Bukit Dermo, Selopamiono, Bantul Mustika Hidayat dengan bangga menunjukkan produksi UMKM Selopamiono seperri Bunga Telang, Tiwul, Pare, Kenikir, Bawang Merah Goreng dan Singkong Beku. Ekonomi masyarakat Selopamiono tumbuh dan meningkat berkat bantuan dan pendampingan PT Kliring Berjangka Indonesia bekerjasama dengan UGM. Foto: Agus Ismunarno

Seluruh rangkaian kegiatan dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan.

Di Selopamioro, kata Fajar, telah dikembangkan tanaman buah-buahan seperti durian, dan alpukat yang ditanam di lahan-lahan berbukit. Selain itu, dalam kesehariannya petani juga menanam bawang merah dan palawija yang produksinya juga lumayan banyak.

Bila panen tiba, kata Fajar Wibhiyadi, produksi berlimpah dan biasanya harga pertanian pun anjlok. Hal ini membuat petani merugi, margin yang diperoleh rendah.

“Itulah, mengapa KBI ingin membangun Sistem Resi Gudang di Imogiri agar produksi pertanian bisa ditampung dalam jumlah besar dengan tetap mempertahankan harga jual petani di samping memberikan pinjaman sebagai modal usaha,” kata Fajar.

Karena SRG, kata Fajar, dapat memfasilitasi pemberian kredit bagi dunia usaha termasuk petani dengan agunan inventori atau barang yang disimpan di gudang.

“Sistem pembiayaan perdagangan sangat diperlukan bagi dunia usaha demi kelancaran usahanya terutama bagi usaha kecil dan menengah termasuk petani yang umumnya menghadapi masalah pembiayaan karena keterbatasan akses dan jaminan kredit,” terang Fajar.

Jaminan Resi Gudang

Sehubungan dengan Sistem Resi Gudang, Fajar Wibhiyadi menambahkan, “Program Kemitraan di Sistem Resi Gudang yang dilakukan KBI ini, salah satunya yaitu pinjaman dengan pola Jaminan Resi Gudang.”

Sistem pembiayaan perdagangan, kata Fajar, sangat diperlukan bagi dunia usaha untuk menjamin kelancaran usahanya terutama bagi usaha kecil dan menengah, termasuk petani yang umumnya menghadapi masalah pembiayaan karena keterbatasan akses dan jaminan kredit.

“Sistem Resi Gudang dapat memfasilitasi pemberian kredit bagi dunia usaha dengan agunan inventori atau barang yang disimpan di gudang,” kata Fajar.

BUNGA TELANG MEMBUAT UMKM CEMERLANG- Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) memberikan alat produksi kepada sejumlah UMKM seperti Bunga Telang dalam Kemasan produksi binaan KBI bekerjasama dengan UGM. KBI membuat UMKM Bunga Telang semakin cemerlang. setelah Kuntari, pengusaha UMKM Bunga Telang menerima bantuan alat produksi dan pengering Bunga Telang dari PT Kliring Berjangka Indonesia. Selain menyehatkan masyarakat Bunga Telang Kuntari juga menyehatkan ekonomi keluarga dan masyarakat Selopamiono, Bantul DIY. Foto: Agus Ismunarno
BUNGA TELANG MEMBUAT UMKM CEMERLANG- Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) memberikan alat produksi kepada sejumlah UMKM seperti Bunga Telang dalam Kemasan produksi binaan KBI bekerjasama dengan UGM. KBI membuat UMKM Bunga Telang semakin cemerlang. setelah Kuntari, pengusaha UMKM Bunga Telang menerima bantuan alat produksi dan pengering Bunga Telang dari PT Kliring Berjangka Indonesia. Selain menyehatkan masyarakat Bunga Telang Kuntari juga menyehatkan ekonomi keluarga dan masyarakat Selopamiono, Bantul DIY. Foto: Agus Ismunarno

Program Kemitraan dengan pola Jaminan Resi Gudang yang dilakukan KBI yaitu Pinjaman dengan Jaminan Resi Gudang, diberikan kepada mitra binaan baik itu Perorangan, Kelompok Tani (POKTAN), Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), atau Koperasi.

Orang nomor satu di KBI itu menyatakan lama pinjaman berdasarkan masa berlaku Resi Gudang yang dijaminkan. Dengan Program ini para petani diharapkan dapat terhindar dari rentenir dan tengkulak.

‘Dengan program kemitraan Sistem Resi Gudang ini, tentunya akan memberikan manfaat kepada para petani dan pemilik komoditas, seperti mngurangi ketergantungan petani kepada tengkulak karena tersedia lembaga pembiayaan yang dapat memberikan financing dengan jaminan Resi Gudang,” kata Fajar menjelaskan.

Selain itu, Fajar menjamin Sistem Resi Gudang akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani karena dapat melakukan tunda jual dan menghindari ‘keterpaksaan’ petani menjual komoditas dengan harga rendah.

Lebih lanjut Fajar mengatakan Sistem Resi Gudang juga memberikan keleluasaan petani untuk merencanakan proses tanam hingga panen karena akan mempunyai modal yang cukup untuk membiayai keperluan produksi.

Multi Manfaat

Dari sisi korporasi KBI, konsep CSV dalam kemitraan Sistem Resi Gudang memberikan beberapa manfaat seperti peningkatan transaksi Resi Gudang yang diregistrasikan di ISWARE yang merupakan core business PT KBI (Persero),

Selain itu Sistem Resi Gudang meningkatkan kepercayaan bagi Lembaga Pembiayaan dalam menggunakan dokumen Resi Gudang sebagai instrumen pembiayaan.

Resi Gudang dapat menjadi media kerjasama dan sinergi dengan BUMN lain (TJSL) dalam penyaluran pembiayaan dengan menjalankan kemitraan Sistem Reai Gudang.

Selain itu PT KBI (Persero) dapat mengetahui dan memantau akan kebutuhan penerbitan SRG dan pembiayaan dengan RG secara langsung Data penerbitan dan pembiayaan SRG.

Fajar Wibhiyadi menambahkan, Program Kemitraan ini tentunya juga akan memberikan manfaat dalam lingkup ekonomi nasional yaitu, adanya data base produksi dan konsumsi komoditas di Indonesia sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan Pemerintah di bidang pangan dan perdagangan.

Selain itu, adanya program kemitraan ini akan mempertahankan stabilitas harga komoditas sehingga sesuai dengan daya beli masyarakat, serta tentunya meningkatkan dan mempertahankan persediaan komoditas baik untuk kepentingan konsumsi dalam negeri maupun untuk diekspor.

Data PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menyebutkan, sepanjang tahun 2015 – 2020, total pembiayaan dalam Program Kemitraan Sistem Resi Gudang mencapai Rp. 30,9 Miliar (*)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version