BANGKA TENGAH, LASPELA – Batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang saat ini kian mendunia. Keindahan dan keunikan dari ragam motif batik memang selalu memikat mata banyak orang. Saking uniknya, sekelompok warga yang menamakan diri sebagai Perkumpulan Kelompok Batik Tulis Simpangkatis atau yang dikenal dengan Batik Tulis Pakkis memproduksi batik mengandung motif balok timah.
Ketua Kelompok Batik Pakkis, Siti Dawiyah mengatakan, batik yang diproduksi kelompoknya berbeda dengan batik-batik dari luar daerah, meski bahan bakunya masih datangkan dari luar Bangka Belitung.
Perbedaannya terletak di motif batik, dimana Batik Tulis Pakkis menggambarkan tentang kearifan lokal dan sumber daya alam yang dimiliki Bangka Belitung seperti : dambus, ketuyut, balok timah, daun katis yang melambangkan Desa mereka, resam, kepiting, udang dan jenis seafood lainnya, kembang kamboja dan motif-motif lainnya.
“Kita bermain di motif yang kita angkat kekayaan alam dan kearifan lokal kita tuangkan. Ciri khas kita itu disetiap batik yang kita produksi mengandung motif balok timah, meskipun kecil. Karena timah ini kan melambangkan sumber daya alam kita yang miliki dan melambangkan kesejahteraan,” katanya beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, membutuhkan waktu yang panjang untuk proses membuat batik, tak ayal membuat harganya pun terbilang tidak murah. Pasalnya, proses membuat kain batik memakan waktu hampir seminggu dan ketelitian.
“Prosesnya panjang, awalnya menggambar motif di kain, mencanting, mewarnai, penguncian warna, perebusan, rendam dan jemur. Satu lembar kain kita butuhkan waktu satu minggu,” katanya.
Menurutnya, batik merupakan hal yang menarik dan telah memberikan penghasilan bagi masyarakat sekitar.
“Batik mengeluarkan ekspresi kita, kalau lagi mood mencantingnya bagus, kalau enggak mood pastinya hasil enggak bagus. Sama sepertinya dengan mewarnai,” ucapnya.
Lanjut Siti, aktivitas membatik yang dilakukan kelompok Batik Pakkis ini sudah dimulai sejak tahun 2013 lalu, pasca sejumlah anggota kelompok mendapatkan pelatihan membatik dari Pemerintah kabupaten Bangka Tengah.
Dengan berbekal pengetahuan dari pelatihan kelompok yang kini terdiri dari 20 orang itu terus membatik dan telah memproduksi ribuan lembar batik.
“Dari pelatihan itulah kami coba, awalnya kelompok patungan sekitar Rp200 ribuan per orang untuk beli bahan-bahan seperti kain, alat canting dan lainnya. Dan disini kami mengasah kemampuan untuk menggambar dan menulis batik dengan cantingan ini,” ujarnya.
Tepatnya di Galery dan Workshop Batik Pakkis yang terletak di Jalan Raya Desa Sampingkatis, Kabupaten Bangka Tengah, Kelompok Batik Tulis Pakkis ini juga membatik dengan berbagai jenis kain, sesuai dengan pesanan, tak hanya itu mereka juga memproduksi kain pantai.
“Selain itu kita tidak hanya menjual kain batik namun juga menerima pesanan dalam bentuk baju,” ucapnya.
Siti mengungkapkan, pesanan mereka tidak hanya datang dari Bangka Tengah saja, bahkan beberapa produknya sudah menjangkau mancanegara.
“Kita produksi batik ini bukan di di dalam negeri saja, tapi sampai ke luar negeri. Bahkan beberapa turis datang membeli dan melihat proses pembuatan batik yang dilaksanakan kelompoknya,” ungkapnya.
Diakui Siti, dikala banyak pesenan banyak, kelompoknya melibatkan anak muda untuk ikut membatik. Hal ini sengaja mereka lakukan untuk berbagi keahlian kepada generasi muda.
“Kalau lagi banyak pesenan, anak-anak yang libur sekolah ikut membatik juga. Kita membagi pengetahuan dan membiasakan mereka untuk bisa membatik jadi punya kecintaan dan keahlian,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, menjalani usaha membatik ini tentunya banyak tantangan yang dihadapi antaranya masih minimnya pemahaman masyarakat bahwa menganggap batik yang mereka produksi batik cap. Padahal batik yang mereka produksi batik tulis dengan beragam tingkat kerumitan.
“Tantangannya soal harga yang lumayan mahal orang belum mengerti padahal ini kan batik tulis beda dengan batik cap. Pernah juga kita kehabisan barang baku harus menunggu lama,” cetusnya.
Saat ini kata dia, semenjak pandemi banyak penurunan omset yang dialami. Oleh karena itu, pihaknya mengakses permodalan dengan menjadi mitra binaan PT Timah. Menurutnya, dengan kondisi ini usaha harus betul survive.
“Kami sangat terbantu dengan menjadi mitra PT Timah, apalagi saat ini omset yang jauh banget turunnya. Dengan jadi mitra binaan PT Timah kita bisa stok bahan baku lagi,” katanya.
Menurutnya, PT Timah juga membantu mempromosikan produk mereka sehingga nantinya diharapkan semakin banyak pesanan.
“Kita bisa tambah modal juga, dibantu promosi juga dan tentunya ini sangat bermanfaat bagi kami untuk melanjutkan usaha. Semoga semakin banyak pesanan dengan menjadi mitra PT Timah,” tutupnya.
Sebagai informasi, bagi anda yang ingin melihat langsung dan memiliki Koleksi Batik Tulis Pakkis, anda bisa mengunjungi Galeri dan Workshopnya di Jalan Raya Simpang Katis Bangka Tengah atau bisa juga menghubungi kontak Siti Dawiyah di 081274898236 atau melalui akun media sosial batik_pakkiskis.(wa)