Koordinasi Bencana Terbaik, Pemprov Babel Terima Penghargaan

PANGKALPINANG, LASPELA – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pantas disandingkan dengan daerah lain sebagai role model, provinsi yang bagus dalam koordinasi penanganan penanggulangan bencana, baik alam maupun non-alamnya.

Tidak hanya sekali provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Erzaldi Rosman ini menerima penghargaan, terutama, dalam hal penanganan bencana. Hal itu memantik Pemerintah Pusat memberikan apresiasinya.

Kali ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menganugerahi Provinsi Bangka Belitung, Pemprov DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan sebagai provinsi yang dianggap sinergitas kinerjanya masuk kategori baik dalam penanggulangan bencana, di ajang Penganugerahan Penghargaan Bidang Penanggulangan Bencana, Rabu (10/3/2021) secara virtual di zoom meeting, kali ini lewat tangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemprov Babel.

Hal ini dikarenakan dalam urusan sinergitas, Pemprov Babel sangat kompak dalam menerapkan konsep ‘pentahelix’ di mana unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu membangun kebersamaan.

“Dalam setiap bencana alam yang terjadi di lapangan, baik bencana alam maupun bencana sosial, kelima unsur tersebut bahu membahu dalam penanggulangan bencana,” kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pemprov Babel, Mikron Antariksa, Selasa (9/3/2021).

Kebetulan ujar Mikron, Selasa kemarin Gubernur Erzaldi Rosman didapuk menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional Penganggulangan Bencana 2021, di Graha BNPB, dan berbicara mengenai bagaimana ia selaku gubernur mengkoordinasi penanggulangan bencana terutama yang saat ini sedang berlangsung seperti bencana non-alam yaitu pandemi Covid-19, bagaimana penanggulangannya dilaksanakan secara paripurna.

Selain itu, dari sisi kinerja, BPBD Babel selaku Perangkat Daerah (PD) yang bertanggungjawab menanggulangi bencana, secara rutin melaporkan tentang kejadian-kejadian di wilayah Babel. Bagaimana penanggulangannya baik dari sisi pencegahan, penanganan secara darurat maupun dalam rehabilitasi rekonstruksi.

“Artinya dalam pencegahan, kegiatan-kegiatan persiapan penguatan jejaring-jejaring relawan juga dilakukan,” terang Mikron.

Ditambah Mikron, melalui komunitas seperti Babel Peduli, dalam hal kedaruratan, BPBD langsung terjun ke lapangan dan merehabilitasi rekonstruksinya selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak.

“Sehingga inilah Bangka Belitung ditetapkan menjadi salah satu penerima penghargaan kinerja sinergitasnya dalam penanggulangan bencana di wilayah RI,” ungkapnya.

Pemprov Babel juga memiliki sentuhan khusus dalam hal penanggulangan bencana Covid-19. Babel mendapat apresiasi dalam pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro berbasis kearifan lokal dengan gorong royongnya, yang dikenal sebagai Sepintu Sedulang atau Serumpun Sebalai.
Sehingga, peran serta masyarakat tegas Mikron, sangat diperlukan dan berarti dalam penanggulangan dan penanganan Covid-19.

Sebagai contoh kata dia, pernah dilaksanakan di Desa Bencah dan Desa Delas, Kabupaten Bangka Selatan yang memberdayakan masyarakat dengan pengaktifan kearifan lokal tadi. Hal ini berhasil. Hingga nol kasus di tempat yang disebut. Padahal sempat menjadi zona bahaya.

Koordinasi tentu butuh sosok yang mampu memanage semua stakeholder. Di sinilah peran besar seorang Gubernur Erzaldi Rosman.
Kata Mikron harus diakui, gubernur sangat besar peranannya dalam penanggulangan dan penanganan Covid-19 terutama dalam hal kebijakan.

“Terutama kebijakan yang bersifat keberpihakan terhadap pelayanan kepada masyarakat, korban bencana baik dari sisi bagaimana cara mencegah kebencanaan pada saat maupun setelah terjadinya bencana.
Kebijakan ini di antaranya, arah kebijakan ditentukan untuk bagaimana program pencegahan coba dilakukan darurat dan rehabilitasi rekonstruksi,” tutupnya.(wa)