Oleh : SABRI ARYANTO
Aktivis Muda Muhammadiyah Bangka Belitung
PANGKALPINANG, LASPELA- Ahmad Dahlan yang peduli terhadap pendidikan bangsa Indonesia melakukan pembaruan dengan tidak hanya mendirikan sekolah, tetapi ikut membantu mengajar ilmu keagamaan di sekolah-sekolah lainnya. Pemikirannya tentang pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai awal kebangkitan pendidikan Islam di Indonesia.
Gagasan pemikirannya sempat mendapat tantangan dari masyarakat waktu itu, terutama dari lingkungan pendidikan tradisional dan perlahan dibuktikan dengan gagasan pembaharuan membawa konsep pendidikan yang digagas oleh Ahmad dahlan menjadi pusat peradaban pada saat ini. Peran pendidikan Islam menjadi semakin penting dan strategis untuk senantiasa mendapat perhatian yang serius. Karena pendidikan merupakan media yang sangat penting dan strategis untuk mencerdaskan umat dan generasi emas. Pendidikan Islam menjadi hal yang sangat diutamakan sebagaimana sabda Rasululllah Shallallahu ‘alaihiwasallam (SAW) yang artinya “Sesungguhnya orang pilihan diantara kamu ialah orang yang baik akhlaknya.“
Pendidikan perspektif Islam berkemajuan merupakan pendidikan Islam yang mengitegrasikan ilmu pengetahuan. Pendidikan yang mengintegrasikan agama dengan kehidupan antara iman dan kemajuan yang holistik. Konsep pendidikan dalam perspektif Islam berkemajuan sebagai refleksi nilai-nilai humanisasi, liberasi, emansipasi dan transendensi dari kandungan Q.S Ali Imran ayat 104 yang artinya “Dan hendaklah ada diantara kamu sekelompok umat yang menyeru kepada kebaikan (al-Khayr’). menyuruh kepada yang ma’ruf dan yang mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang berjaya” dan ayat 110 “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan manusia, menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah dan yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
Pada saat ini kurikulum 2013 penuh dengan muatan pendidikan yang mengacu pada nilai-nilai moral peserta didik yang memberi harapan baru bahwa pendidikan tidak sekedar mengejar ketercapaian dari sisi aspek kognitif saja melainkan juga afektif bahkan psikomotor. Apabila berdasarkan pada tujuan pendidikan yang hakiki, kegiatan mendidik dan mengajar sebenarnya bermakna penting untuk membawa anak manusia pada tingkat manusiawi dan taraf peradaban. Karena pembentukan karakter moral dalam diri harus ditanamkan sejak masih usia anak-anak untuk merawat generasi emas kedepannya.
Sejarah membuktikan proses perkembangan kegiatan kependidikan dari masa Islam telah membawa Islam sebagai jembatan pengembangan keilmuan klasik menuju keilmuan modern. Akan tetapi pada saat ini generasi umat Islam tidak mewarisi semangat ilmiah yang dimiliki para pendahulunya sehingga melorotnya nilai moral akidah pada generasi saat ini.
Dari merosotnya moral akidah akan berdampak pada prestasi yang telah diraih dan akan berpindah tangan menuju budaya barat untuk mempelajari dan meniru tradisi keilmuan yang dimiliki oleh umat Islam pada masa klasik dan mampu mengembangkannya lebih lanjut Islam modern. Sedangkan dalam pendidikan Islam perspektif Islam berkemajuan menyeimbangkan pendidikan yang diperoleh peserta didik dengan lebih menekankan kepada pembinaan moralitas untuk awal pembentukan kerpibadian yang sempurna (insan kamil) dan menjadi individu yang rahmatan lil‘alamin.
Kajian dalam pendidikan Islam sangat menarik untuk dikaji karena memiliki ciri khas tersendiri dan juga kaya akan konsep yang tidak kalah bermutu dibandingkan dengan pendidikan modern, karena pendidikan umum saat ini juga menerapkan pola pendidikan sesuai dengan kurikulum 2013 yang lebih mengutamakan pendidikan karakter. Dalam khasanah pemikiran pendidikan Islam kita dapat menemukan tokoh-tokoh besar dengan ide pemikirannya yang cerdas dan kreatif sehingga yang menjadi insprasi dan kontribusi besar bagi dinamika pendidikan Islam di Indonesia.
Pemikiran KH.Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan telah menentukan arah pendidikan berkarakter Islam khususnya di tanah air. Karena melalui pendidikan yang berbasis keislaman dan juga sesuai dengan kebutuhan pada saat ini. Pendidikan Islam yang digagas dengan tujuan melahirkan manusia-manusia baru yang tampil sebagai ulama intelektual yaitu seorang muslim yang memiliki ketaguhan iman dan ilmu yangluas, kuat jasmani dan rohani.
Ahmad Dahlan melihat bahwa problem epistemologi pendidikan Islam yang disebabkan karena ideologi ilmiahnya terbatas pada dimensi religius untuk membatasipada pengkajian kitab-kitab klasik, khususnya dalam madzhab Syafi’i. Sikap ilmiahyang demikian mengakibatkan umat Islam tidak mampu menganalisa ilmu pengetahuan secara kritis sehingga mampu berkompetisi secara produktif dan kreatif terhadap perkembangan peradaban kekinian.
Ahmad Dahlan dalam pemikiran pendidikan Islam mengatakan sudah seharusnya pendidikan Islam diarahkan untuk membentuk manusia muslim yang berbudi pakerti luhur, paham dalam agama, luas pandangan dalam ilmu keduniaan serta bersedia mewujudkan kemajuan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Berbudi pekerti dan paham dalam keagamaan yakni untuk lebih mengedepankan nilai akidah dan moral.
Untuk tujuan tersebut sudah seharusnya pendidikan Islam mengakomodasi berbagai ilmu pengetahuan, baik wawasan umum maupun wawasan keagamaan untuk mempertajam intelektualitas dan memperkokoh spiritualitas peserta didik dalam proses belajar disekolahnya untuk mewujudkan proses pendidikan yang bersifat integral dan epistemologi, karena Islam dijadikan landasan metodologis dalam kurikulum dan bentuk pendidikan yang dilaksanakan pada dunia pendidikan.
Komitmen Ahmad Dahlan terhadap pendidikan agama sangat kuat karena melalui bidang pendidikan menjadi salah satu ciri khas organisasi yang didirikannyapada tahun 1912 yaitu Muhammadiyah. Pandangan Ahmad Dahlan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah melalui bidang pendidikan Muhammadiyah melanjutkan model sekolah yang digabungkan dengan sistem pendidikan. Disamping itu, Muhammadiyah juga mendirikan sekolah agamis yakni, madrasah diniyah di Minangkabau dengan tujuan untuk memperbaiki pengajian Al-Qur’an yang tradisional. Pada tanggal 8 Desember 1921 Muhammadiyah mendirikan pondok sebagai sekolah pendidikan guru agama dan sekolah tersebut menerapkan model pelajaran umum yang diberikan oleh dua orang guru dari sekolah pendidikan guru, Sedangkan Ahmad Dahlan dan beberapa orang lainnya juga focus memberikan pelajaran agama yang lebih mendalam.
Muhammadiyah berhasil melanjutkan model pembaruan pendidikan dikarenakan lingkungan sosial yang dihadapi adalah terbatas pada pegawai, guru maupun
pedagang. Kelompok ini banyak menguasai perusahaan percetakan yang secara ekonomis sangat penting di masyarakat. Oleh karena itu, Muhammadiyah dengan model pendidikan barat ditambah dengan pendidikan agama, mendapatkan hasil yang baikdalam kalangan ini.
Ahmad Dahlan lebih memilih nama organisasi yang didirikannya dengan nama“Muhammadiyah” dan pada masa itu nama Muhammadiyah masih asing ditelinga masyarakat umum untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat, sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
Disini pendidikan Islam perspektif Islam berkemajuan bila dilihat secara ideologi merupakan bentuk transformasi Al Ma’un untuk menghadirkan dakwah dan tajdid secara aktual dalam pergulatan hidup keutamaan, kebangsaan dan kemanusian universal. Pendidikan Islam perspektif Islam berkemajuan harus mampu menyeimbangkan dan memaksimalkan peran manusia untuk dunia dan akhirat.
Sebagai sebuah organisasi yang fokus terhadap perkembangan dunia pendidikan maka Muhammadiyah telah melakukan usaha mengembangkan pendidikan dengan cara mendirikan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi dengan metode baru yang diterapkan oleh sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah untuk mendorong pemahaman Al-Qur’an dan Hadis. Semoga kita dapat meneladani spirit pemikiran KH. Ahmad Dahlan mengenai pendidikan Islam dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.(*)