Oleh: Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Permasalahan tumpang tindih lahan di Desa Serdang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan terus bergulir.
Ketua Gapoktan desa Serdang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Sudirno mengungkapkan dari luas 738 hektar yang diduduki warga Toboali kurang lebih 200 hektar lahan, oknum warga tersebut menggarap lahan tanpa minta izin Pemdes Serdang ataupun Gapoktan Serdang.
“Di desa Serdang ada 23 kelompok tani, cukup banyak petani desa Serdang. Poktan di desa Serdang bukan lahan dibiarkan, kita sering gagal karena belum memadai alat untuk garap lahan seluas itu,” kata Ketua Gapoktan, Sudirno, Selasa, 2 Maret 2021 di kantor Camat Toboali.
Diungkapkan dia, masyarakat Serdang ada perekaman sertifikat pada 2018 dan 2019 lalu, itu sudah direkam dengan jumlah cukup banyak, karena dari pemerintah meminta kepemilikan lahan tersebut harus jelas dulu.
“Masyarakat desa Serdang berharap lahan itu tidak bisa diganggu gugat, kami sah bahwa Gapoktan membagi dengan Poktan-poktan dengan masyarakat jadi hak milik karena itu sudah jelas, karena pada 2018 dan 2019 lalu, itu sudah direkam dengan jumlah cukup banyak. Tapi kalau ada pihak lain yang ingin ganggu akan kita teruskan termasuk ke jalur hukum,” tandasnya.
Ia menyebutkan masyarakat bukan berarti membiarkan lahan itu tidak digarap. Lahan tersebut tetap diperjuangkan oleh Poktan maupun masyarakat Serdang.
“Tapi bukan berarti kita biarkan dan itu tetap kami perjuangkan oleh petani. Dari tahun 2016 dicetak sama sekali tidak ada komplain pihak manapun, sekarang ini komplain, ada pihak lain untuk mendapatkan hak milik atas lahan tersebut,” ujarnya.
Sementara, dari pihak penggarap lahan di desa Serdang, Kelompok Tani Berkah yang diketuai oleh Marzam mengatakan kelompok Tani berkah bukan hanya dari pihaknya, tapi ada kelompok-kelompok tani lainnya.
“Bukan saya sendiri, tapi banyak kelompok-kelompok lain, kenapa hanya kelompok kami yang dipermasalahkan,” kata Marzam yang didampingi Bujil Sani, Selasa, 2 Maret 2021 di kantor Camat Toboali.
Ia mengungkapkan pembentukan Poktan Tani Berkah jadi isdentil bagi pihaknya, terutama untuk pinjam pakai penggunaan alat berat penggarapan lahan.
“Kami bentuk kelompok Tani berkah, jadi isdentil pertama untuk pinjam pakai PC untuk kerja itu (garap lahan, -) dan yang kami garap ini bukan lahan yang digarap TNI tapi oleh perusahaan Putra Bangka Mandiri dan petanya jelas,” tukasnya. (Pra)