SUNGAILIAT, LASPELA — Madania Center Provinsi Bangka Belitung launching buku berjudul “Masjid Agung Sungailiat dalam Lintasan Sejarah” dan “Profil Selayang Pandang Masjid Agung Sungailiat”, di rumah dinas bupati bangka, Jumat (26/2/2021) malam.
Kegiatan launching buku tersebut dihadiri oleh Bupati Bangka Mulkan, Direktur Madania Center Rusydi Sulaiman, Forkopimda di lingkungan Pemkab Bangka, ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Agung Sungailiat (BPP-MAS) KH Syaipul Zohri, tim perumus, serta para penulis buku.
Ketua BPP-MAS, KH Syaipul Zohri mengatakan bahwa sejarah harus ditulis seobyektif mungkin sebagai khazanah dan pembelajaran bagi generasi mendatang, khususnya sejarah Masjid Agung Sungailiat ini.
Terlebih, kata Syaipul, Masjid Agung Sungailiat dijadikan sebagai masjid percontohan di Provinsi Bangka Belitung, khusunya di Kabupaten Bangka.
“Satu hal yang perlu ditegaskan bahwa buku ini hadir karena dorongan kuat untuk mengembalikan ingatan orang akan pentingnya peristiwa sejarah,” ungkap Syaipul.
Sementara itu, Bupati Bangka, Mulkan mengapresiasi atas ditulisnya buku tersebut. Menurutnya, dengan adanya buku masjid Agung Sungailiat ini akan menambah wawasan bagi masyarakat luas.
“Atas nama kepala daerah beserta jajaran memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas penulisan buku sejarah ini. Karena kalau tidak ditulis sejarah akan hilang,” kata Mulkan.
Selain itu, Mulkan juga mengatakan buku merupakan sumber keilmuan bagi siapapun yang membacanya.
” Alhamdulillah masjid Agung sekarang sudah memiliki buku, diharapakan kehadiran buku ini dapat menambah pengetahuan bagi anak-anak kita kedepan. Karena kalau tidak ditulis bagaimana anak-anak kita tahu akan sejarah masjid agung,” ujar Mulkan.
Rusydi Sulaiman menyampaikan bahwa buku berjudul “Masjid Agung dalam Lintasan Sejarah” tersebut awalnya merupakan naskah sejarah yang ditulis oleh tim perumus yang dibentuk oleh BPP-MAS sebelumnya (20 orang), kemudian melalui ketua BPP-MAS, KH Syaipul Zohri menawarkan kepada pihak Madania Center untuk menyempurnakan kembali sehingga berbentuk buku yang mudah dibaca dan dipahami oleh masyarakat.
“Adanya dorongan kuat untuk membantu perihal tersebut, disamping kekuatan moral keislaman yang terpatri dalam jiwa, maka kami berusaha memberikan yang terbaik secara konseptual, menggali data, fakta dan menyempurnakan tulisan tersebut,” ungkap Rusydi.
Buku setebal 414 halaman ini mulai digarap sejak 27 Desember 2019 lalu hingga Juni 2020 ditulis oleh penulis inti sebanyak tiga orang yakni Rusydi Sulaiman, Endang Kusniati, Kartika Sari, serta Dessy Pratiwi Putri selaku editor.
“Alhamdulillah buku ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana kurang lebih selama enam bulan, dan pada bulan Juni lalu sebenarnya sudah selesai namun karena ada sedikit hambatan akhirnya pada November 2020 ini baru naik cetak,” terang Rusydi mewakili para penulis lainnya.
“Kita patut bangga karena buku ini memiliki standar UNESCO dengan ukuran 15×23 cm yang dapat diakses di seluruh dunia,” tambah Rusydi.
Ia juga menyampaikan siap menerima kritik dan masukan dari berbagai pihak mengenai penulisan. Hal itu, kata Rusydi demi kesempurnaan buku tersebut.
“Mudah-mudahan apa yang telah kami lakukan untuk penguatan Masjid Agung Sungailiat memiliki nilai tersendiri, khusunya bagi pengelola dan umumnya bagi masyarakat. Mengenai buku ini kami (Madania Center-red) siap menerima kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak tentunya disertai dengan fakta dan data yang akurat,” kata Rusydi.(mah)