BANGKA BARAT, LASPELA – PT Timah Tbk berupaya untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di tengah badai pendemi Covid-19. Melaui CSR bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) emiten TINS ini mendorong Kelompok Selepuk Indah, Desa Air Lintang, Kecamatan Tempilang melakukan budidaya udang galah.
Ketua Kelompok Selepuk Indah, Muslimin mengatakan sejak bulan Oktober lalu pihaknya dibantu PT Timah mulai menebar 10 ribu ekor bibit udang galah untuk dibudidayakan di tambak mereka. Komoditas udang galah dipilih lantaran sebelumnya, kelompok ini pernah melalukan ujicoba udang galah dan berhasil. Selain itu, udang galah juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
“Kami dibantu PT Timah lewat CSR untuk membudidayakan udang galah, dibantu mulai dari bibit, sarana dan prasarana seperti pompa air, alat untuk membuat pakan dan lainnya. Ini baru pertama kali kami betul-betul dibina dengan program PPM. Karena sebelumnya hanya dalam skala kecil dan baru uji coba saja. Tapi di program PPM ini kami dibina terus, didampingi dan dimonitoring,” katanya.
Menurutnya, budidaya udang galah ini dilakukan dalam dua tahapan, untuk pertama ini disebar sebanyak 10 ribu ekor. Bibit udang galah ini didatangkan dari luar Bangka Belitung, pasalnya benur atau bibit ini cukup sulit ditemukan. Untuk itu, melalui program CSR PPM PT Timah ini, kelompok ini tidak hanya membudidayakan tapi juga untuk memproduksi benur udang galah yang nantinya bisa dijual kembali.
“Rencananya ada 20 ribu benur, tapi tahap satu ini 10 ribu ekor dulu. Bibit didatangkan dari luar, karena memang susah cari benur udang galah ini. Arahnya nanti, kami tidak hanya budidaya tapi juga nanti akan memproduksi benih udang galah untuk dijual lagi, sehingga kami bisa mandiri nantinya,” katanya.
Ia melanjutkan, melalui program PPM PT Timah ini pihaknya juga diminta untuk membuat pakan untuk budidaya udang galah. Selain didampingi dari PT Timah, pihaknya juga didampingi oleh Dinas Kelautan Perikanan Bangka Barat.
Menurutnya, saat ini udang galah yang mereka budidayakan cukup baik perkembangganya, sejak ditebar tiga bulan lalu saat ini panjang udang galah sudah mencapai 12 cm. Pihaknya belum memanen udang galah menunggu ukuran yang lebih besar sehingga nanti harga jualnya juga lebih mahal.
“Harga udang galah ini kan bervariasi dari Rp 40-150 ribu/kg, nantinya begitu panen tidak kami jual semua. Kami mau pisahkan untuk jadikan indukan untuk bisa memproduksi benur udang galah. Ini kami kerjakan sendiri bersama anggota kelompok, bersyukurlah kami bisa terpilih untuk program PPM PT Timah ini,” katanya.
Ia merasakan betul dampak dari adanya program CSR PT Timah ini, selain dapat membantu perekonomian masyarakat. Namun juga bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk membudidayakan udang galah.
“Alhamdullillah kami merasakan manfaatnya, karena nantinya kan kami harus bisa mandiri secara ekonomi, lalu membagikan ilmu yang kami peroleh kepada masyarakat juga sehingga memberikan dampak yang luas. Terimakasih kepada PT Timah yang sudah memberi kami ilmu dan pembinaan dengan tujuan memandirikan ekonomi kelompok,” tutupnya.rill/(wa)