Tingkatkan Kemandirian Berbasis Ekonomi Kreatif, Pemuda Desa Gadung Mampu Produksi Gitar dari Kayu Miranti


Oleh: Nopranda Putra

TOBOALI, LASPELA – Kreatifitas pemuda Bangka Selatan banyak yang belum terjamah secara maksimal, baik di tingkat desa maupun kabupaten, salah satunya komunitas pecinta alat musik, gitar.

Disalah satu sudut bilangan kota Toboali terdapat sekumpulan pemuda yang mempunyai bakat dalam membuat alat musik jenis gitar.

Pemilik komunitas tersebut bernama Dody Rapanda alias Dody dan Yoga Fachrullah alias Yoga jadi pelopor para pemuda Toboali yang mempunyai skill merakit gitar hingga bisa digunakan orang dalam bermusik.

Dody pengrajin gitar mengatakan awal mula terbentuk komunitas ini pada 2 bulan lalu, tepatnya Oktober 2020. Saat itu, dirinya mencoba merangkai dan merakit gitar dari kayu Meranti. Untuk sempurna dipetik, butuh 1 minggu untuk menjadikan kayu olahan tersebut menjadi alat musik gitar yang siap digunakan.

” Jalannya pembuat gitar dari 2 bulan yang lalu. Pembuatan 1 gitar kurang lebih 1 minggu. Selama 2 bulan berhasil memproduksi 5 gitar, yang telah laku terjual sebanyak 2 unit gitar,” kata Dody, Kamis (24/12).

Untuk harga, lanjut dia bervariatif tergantung bahan kayunya. Hanya saja, untuk saat ini lebih dominan berbahan kayu Miranti atau biasa disebut Mirante. “Ada seharga Rp 650 ribu dan Rp 450 ribu yang berbahan kayu meranti (merante), harga nya tergantung desain dan bahan yang dikeluarkan,” ujarnya.

Kendati demikian, ia mengungkapkan dalam memproduksi gitar lokal ini ada terlintang hambatan, bukan karena kendala bahan dan alat, karena semua dapat bantuan dari pengurus desa maupun kabupaten, tapi bimbingan serta penjualan nya.

“Mereka para pengrajin juga memerlukan bantuan bimbingan dalam memproduksi gitar yang berkelas dan perlunya pemasaran yang lebih luas sehingga dapat masuk kedalam market dunia musik tanah air,” terang Dody.

Terpisah, salah satu BPD Gadung, Tubagus Iqrodi menginginkan pemerintah desa maupun kabupaten bisa melirik dan mengembangkan potensi pemuda pemudi.

“Tentunya ini bisa menjadi tumbunya ekonomi kreatif untuk
mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan atau ekonomi kreatif semakin menguat seiring dengan semakin kompleksnya perubahan lingkungan bisnis,” kata Tubagus.

Sementara itu, Falih Nasrullah pemuda desa Gadung, Toboali, Bangka Selatan menilai muda-mudi Bangka Selatan banyak memiliki potensi keterampilan luar biasa jika ekonomi kreatif dikembangkan, sehingga dapat menurunkan angka pengangguran dan menekan angka inflasi Bangka Selatan.

“Dengan besarnya ekspektasi pertumbuhan sektor ekonomi kreatif, kita dihadapkan pada tantangan untuk dapat menstimulasi terciptanya bentuk-bentuk kreatifitas yang memiliki nilai lebih tinggi, termasuk nilai ekonomi dan kontribusinya bagi perekonomian,” kata Falih Nasrullah Mahasiswa S2 Pascasarjana Manajemen Pembangunan Daerah Institut Pertanian Bogor (IPB).

Diterangkan dia, pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif di desa Gadung dan kabupaten Bangka Selatan seharusnya mengarah pada 3 pilar upaya-upaya pemberdayaan masyarakat, yakni Mencipatakan Lapangan Pekerjaan (Pro Job), Menanggulangi dan mengurangi kemiskinan (Pro poor), dan Mendorong Pertumbuhan (Pro Growth).

“Dengan terbentuknya tiga pilar tersebut oleh karena adanya potensi sumber daya manusia (SDM), potensi sumber daya alam (SDA), dan sektor usaha yang ada,” jelas pemuda kelahiran Toboali, 26 Februari 1998 itu.

Untuk itu, sebagai putra daerah ia mengharapkan adanya lapangan pekerjaan untuk masayarakat desa gadung sehingga akan mengurangi dan menanggulangi ketimpangan ekonomi masyarakat. Tak hanya itu, masyarakat juga dapat memiliki penghasilan dari potensi yang dimilikinya dan mendorong pertumbuhan masyarakat itu sendiri dari kondisi sosial dan ekonominya untuk menjadi lebih baik.

“Serta akan menempatkan posisi masyarakat penerima manfaat yang besar dari pengembangan kegiatan – kegiatan khusus bagi pemuda desa Gadung. Saya berharap adanya peran andil pemerintah desa gadung maupun pemerintah kabupaten Bangka Selatan dalam meningkatkan dan memberdayakan potensi – potensi pemuda yang ada,” pungkas Falih. (Pra)