Melalui Digitalisasi, UMKM Babel Naik Kelas dari Orientasi Lokal Menuju Pasar Ekspor

JAKARTA, LASPELA – Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Abdul Fatah menyatakan, meskipun pandemi Covid-19 berdampak kepada sektor UMKM di Bangka Belitung namun, pemerintah daerah tentunya di Bangka Belitung akan terus mendorong peningkatan UMKM salah satunya melalui digitalisasi UMKM.

“Digitalisasi UMKM dengan harapan agar mereka tetap dapat beroperasi dalam kondisi terdapat pembatasan pergerakan masyarakat. Adapun bentuknya adalah memfasilitasi UMKM untuk melakukan penjualan pada “market place” baik berskala nasional maupun internasional dan promosi melalui media elektronik dan media online serta, melakukan pameran virtual guna memperkenalkan produk unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” kata Abdul Fatah dalam acara Talk Show di salah satu tv nasional, Selasa (3/12/2020).

Dia mengatakan, UMKM menjadi salah satu tumpuan ekonomi yang harus diselamatkan keberadaannya. Salah satu pihak yang memiliki peran dan kemampuan untuk mengangkat UMKM tersebut adalah pemda.

Peran UMKM sebagai tulang punggung perekonomian sangat penting namun demikian, kontribusi ekspor UMKM masih rendah. Dari 180.000 UMKM hanya sebagian kecil yang telah melakukan ekspor. Padahal banyak produk UMKM Babel yang berpotensi untuk dijual ke pasar global.

“Pelaku UMKM di Babel memiliki semangat tinggi dan ambisi yang luar biasa namun, perlu dibimbing dari aspek manajemen produk, organisasi, keuangan, serta pemasaran agar produk UMKM mampu bersaing di pasar global,” ujarnya.

Lanjut Abdul Fatah, pandemi Covid -19 membuat perkembangan UMKM mengalami penurunan, sehingga tidak sedikit UMKM yang terpaksa menutup usahanya. Dengan adanya pembatasan aktivitas masyarakat khususnya pemberlakuan jam berusaha, omset semakin berkurang dari pendapatan yang biasa diterima sebelum adanya pandemi sehingga mengakibatkan pengurangan pegawai.

“Sejauh ini dari data yang terus berfluktuasi, berdasarkan koordinasi dengan pembina kabupaten/kota UKM yang terdampak Covid-19 per bulan September sebanyak 9.817 UMKM,“ ungkapnya.

Dikatakan Abdul Fatah, sektor yang paling terdampak antara lain sektor pariwisata seperti rumah makan, toko oleh- oleh, olahan makanan, sewa kendaraan dan penginapan.

“Namun sebaliknya, terdapat pula fenomena unik di Bangka Belitung yaitu tumbuhnya wirausaha baru dari masyarakat yang menjadi korban PHK maupun guide yang berubah menjadi UKM seperti jualan keripik singkong dan lain lain,” jelasnya.

Dia menyebutkan, Pemprov Babel juga mendorong UMKM untuk meningkatkan daya saing melalui fasilitasi sertifikat halal, fasilitasi kemasan produk, bantuan alat pendukung produksi, mendekatkan pada akses pembiayaan serta menjalin kemitraan dengan lembaga lainnya untuk bersinergi dalam pengembangan UMKM.

Lanjut Abdul Fatah, Pemprov Babel juga menggali usaha-usaha baru yang berasal dari kearifan lokal yang selama ini belum tersentuh, contohnya pemanfaatan lidi nipah dari Kota Kapur yang saat ini sudah diekspor ke Nepal, melakukan pelatihan produktivitas untuk membuat kerajinan yang diorientasikan untuk kebutuhan lokal, nasional, dan ekspor, pendampingan baik oleh pembina KUKM, menyediakan konsultan PLUT, PPKL, dan pendamping pasca pelatihan, sosialisasi dan mendorong UMKM agar dapat memanfaatkan kebijakan pemerintah pusat melalui program dan kegiatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar 2,4 juta hingga, mengimbau seluruh ASN untuk membeli produk UMKM Bangka Belitung.

Abdul Fatah tidak menampik masih ada kendala yang dihadapi oleh Pemprov. Babel, seperti keterbatasan anggaran yang mengakibatkan program dan kegiatan belum dapat dijalankan secara optimal, sumber daya manusia UMKM sangat terbatas mengakibatkan program dan kegiatan yang berbasis teknologi, tidak dapat direalisasikan secara optimal, dan sebaran UMKM di pelosok desa, serta keterbatasan tenaga pendamping UMKM.

“Namun dengan melakukan kemitraan dengan BUMN, lembaga lainnya dan pihak swasta untuk bersinergi dalam melaksanakan program dan kegiatan pemberdayaan UMKM di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kendala tersebut bisa diatasi,” tutupnya.rill/(wa)