Gubernur Erzaldi Paparkan Potensi Gaharu Bangka Belitung

PANGKALPINANG, LASPELA – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman memaparkan potensi budi daya gaharu Bangka Belitung kepada para peserta Webinar Bincang Seru “Sejuta Manfaat Mikroorganisme bagi Hutan dan Lingkungan” melalui teleconference, Senin (30/11/2020).

Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Litbang dan Inovasi) itu, Erzaldi yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Forum Petani Gaharu Tanaman Rakyat Indonesia menjelaskan bahwa, Indonesia adalah salah satu negara penghasil gaharu yang memiliki biodiversitas atau jenis-jenis pohon penghasil gaharu terbesar di dunia, yaitu kurang lebih 15 spesies gaharu.

Namun demikian dijelaskannya juga, saat ini komoditi gaharu di Indonesia masih tergantung pada gaharu alam yang diyakini dapat merusak alam karena, diambil dari pohon-pohon yang masih sangat aktif dan apabila ini didiamkan akan sangat mengganggu kelestarian lingkungan.

Oleh sebab itu, pihaknya bersama Forum Petani Gaharu Tanaman Rakyat Indonesia telah mengembangkan budi daya gaharu, terlebih di Kepulauan Bangka Belitung.

“Melalui forum ini juga diharapkan Pemerintah Republik Indonesia khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dapat mengakui komunitas ini sehingga, pada saat ekspor nanti dapat lebih bersaing dengan gaharu alam tentunya, melalui regulasi yang menguntungkan petani gaharu budi daya,” ujarnya.

Dalam rangka pengembangan budi daya gaharu, juga dibutuhkan sinergi dari semua pihak terkait ilmu pengetahuan dan teknologi pengembangannya. Dengan sinergisitas pemda, pemkab, para petani budi daya gaharu, termasuk para peneliti Litbang dan Inovasi LHK RI ini, budi daya gaharu akan dapat memberikan kontribusi yang sangat nyata bagi masyarakat dan menghargai kelestarian alam.

Selain gaharu, Erzaldi juga menjelaskan potensi jamur/kulat Pelawan Bangka Belitung kepada para peserta webinar.

Kepala Puslitbang dan Inovasi Hutan, Kirsfianti L. Ginoga dalam pengantarnya menyampaikan hutan di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dimulai dari ekosisitem, vegetasi, dan fauna lainnya tidak terlepas dari asosiasi yang kuat dan erat, yang menopang aliran dan siklus mikroorganisme di lantai-lantai hutan.

Mikroorganisme tersebut menunjang vegetasi hutan yang menghasilkan simbiosis mutualisme, termasuk nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan sebagai bahan baku pabrik yaitu sumber bahan baku obat, pupuk hayati, energi terbarukan, kosmetik, pangan, sumber daya genetik, dan bahkan nilai-nilai jasa lingkungan berupa mitigasi dalam perubahan iklim. Salah satu yang saat ini pihaknya kembangkan adalah produk gaharu sebagai bahan pembuatan hand sanitizer dan hand soap yang diyakini dapat menangkal virus.

Para peserta dalam kegiatan ini juga akan mendapat pemaparan narasumber dari Puslitbang dan Inovasi LHK, Profesor Riset, Maman Turjaman dan Asep Hidayat; serta Direktur PT Green Planet Indonesia, Ricksy Prematury.rill/(wa)