PANGKALPINANG, LASPELA – Saat ini kompor induksi menjadi pilihan bagi ibu-ibu rumah tangga. Selain tampilan yang modern, kompor produksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ini pun dianggap ramah lingkungan.
Tak heran, Melati Erzaldi jatuh hati terhadap kompor induksi ini. Ia mengaku, sebagai istri Gubernur, mengharuskannya untuk dapat me-manage waktu dalam menyiapkan makanan ditengah-tengah kesibukan Erzaldi Rosman, Gubernur Babel.
“Di tengah kesibukan Bapak, terkadang saya harus menyediakan makanan yang cepat untuk disajikan. Itu sebabnya, sudah sejak lima tahun lalu saya memasak menggunakan kompor induksi,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Babel itu.
Keunggulan lain yang dirasakan Melati selama menggunakan kompor induksi, tidak membuat suhu di dapur menjadi panas karena suhu kompor induksi dapat diatur sesuai dengan kebutuhan memasak.
“Yang jelas, kompor induksi itu tidak ada emisi CO2, artinya ramah lingkungan,” bebernya.
Dengan berbagai manfaat ini, PKK Babel ikut mengkampanyekan penggunaan kompor induksi dalam program PLN yaitu “Gerakan Penggunaan Satu Juta Kompor Induksi” yang sudah diluncurkan PLN dalam rangkaian Hari Listrik Nasional ke-75 pada 27 Oktober 2020 lalu.
“Saya mengajak Ibu-Ibu sekalian, mari beralih menggunakan kompor induksi,” ajaknya.
Konversi dari kompor elpiji ke kompor induksi akan menghemat anggaran subsidi elpiji yang telah dianggarkan sebesar Rp50,6 triliun pada APBN 2020. Selain itu, konversi ini juga meningkatkan ketahanan energi nasional karena mengubah penggunaan energi berbasis impor menjadi energi berbasis lokal.
Penggunaan kompor induksi ini dinilai lebih efisien. Hasil kajian laboratorium Institut Teknologi PLN menunjukan, bahwa untuk memasak satu liter air dengan menggunakan kompor induksi daya 1.200 watt memerlukan biaya sebesar Rp. 158,- sementara dengan kompor elpiji tabung 12 kg sekitar Rp. 176,-. (rill/**)