PANGKALPINANG, LASPELA – Anggapan banyaknya anak-anak usia sekolah yang kerap turun ke jalanan untuk mengamen atau berjualan di perempatan sudut kota Pangkalpinang akibat dari penerapan belajar daring atau belajar dari rumah, membuat Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang Eddy Supriadi angkat bicara, Selasa (27/10/2020).
Menurut Eddy, hal ini perlu di cek dulu dan pihaknya belum bisa menemukan adanya korelasi. “Masak karena daring, sedangkan daring sendiri kan merupakan upaya untuk penanganan belajar dikala pandemi saat ini,” ujarnya.
Ia menuturkan anak-anak yang turun pun hanya segelintir. “Hanya 1 atau 2 yang turun, jangan karena hanya 1 atau dua tersebut, semua di judge seperti itu, kecuali jika sudah ratusan anak yang turun,” tuturnya.
Hal ini pun dikatakanya bukan sesuatu yang harus dipolemikkan. “Namun jika memang ada permasalahan di daringnya tentu akan kami bantu dan selesaikan,” tegasnya.
“Hal ini juga bisa saja karena tuntutan Ekonomi, karena orang tuanya atau keadaan dan lingkungannya, dan kami juga akan cek asal sekolah anak-anak itu,” tambahnya.
Ia menjelaskan, daring merupakan satu metode dan bukan suatu keharusan. “Daring bukan suatu yang menentukkan anak tersebut lulus atau tidak, orang tua yang tidak mampu untuk daring itu tidak masalah. Hanya saja ini metode belajar, dimana memungkinkan anak tersebut terjaga kesehatannya dan merupakan metode pelajaran yang tepat saat ini,” tuturnya.
Kasus banyaknya anak-anak yang turun ke jalan pun, menurutnya harus diselesaikan bersama-sama. (dnd)