Oleh: Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Pembangunan dan jalannya pemerintahan di suatu daerah, haruslah berkesinambungan. Bukan terputus-putus seolah tidak terkait. ”Bukankah yang merasakan dan menghadapi pemerintahan dan pembangunan itu adalah rakyat yang sama, meski periode pemerintahannya berbeda?”
Demikian dikemukakan Calon Bupati (Cabup) termuda Bangka Selatan (Basel), Aditya Rizki Pradana, ketika dimintai pandangan soal suksesi melalui Pilkada dan pembangunan di suatu wlayah atau daerah. Yang ada sekarang akan berakhir dan akan dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya. Dan itu, mau tidak mau, pemerintahan berikutnya itu harus melanjutkan pemerintahan sebelumnya.
”Itu pasti dan tak bisa ditawar, karena itu sistem, terlepas siapapun yang memegang dan memimpin pemerintahan
berikutnya itu,” ujar Cabup yang lulusan University Of Manchester Inggris tahun 2010 itu.
Dikatakan Cabup yang berpasangan dengan birokrat senior berpengalaman, Ahmad Damiri itu, adalah menjadi kebiasaan tak elok di negeri ini, ketika menjelang suksesi selalu mencari celah seolah pemerintahan yang akan berakhir itu gagal, tak elok.
”Dan akibatnya, ketika pada gilirannya pemerintahan berikutnya itu nanti yang akan berakhir, akan mendapat perlakuan yang sama pula. Akan dicari celah lemahnya, dan akan dinilai gagal pula. Jika terus-menerus seperti itu, lalu kapan dan yang bagaimana yang akan dinilai berhasil?” ujar Aditya bernada tanya.
Jalannya sebuah pemerintahan dan pembangunan di suatu daerah, tak akan pernah sempurna. ”Karena pembangunan takkan pernah mampu memuaskan semua pihak. Di sini skala prioritas dan kepentingan rakyat banyaklah yang harus di atas segala-galanya. Dan di sinilah kita harus bijak. Dan adalah tugas pemerintahan berikutnya melanjutkan dan meneruskan jika memang ada yang masih kurang, memperbaiki dan menyempurnakan yang mungkin belum selesai, lmenuntaskan jika memang masih ada yang tengah berjalan. Karena bagaimanapun pembangunan yang sudah atau sedang berjalan itu sudah melalui proses, dan itu sudah pasti untuk kepentingan rakyat,” ujar Adit bijak.
Bukankah setiap calon kepala daerah itu punya program sendiri? Apa mesti hanya melanjutkan?
”Bukan seperti itu memaknainya. Bahwa setiap pemerintahan punya program sendiri, itu juga pasti. Janji dan program serta visi dan misi dalam kampanye itu harus ditunaikan. Makanya program dalam kampanye, visi dan misi tetap harus mengakar ke bumi. Visi dan misi calon kepala daerah Negeri Junjung Besaoh, tetap harus mengakar di negeri Junjung Besaoh. Kita bukan berencana membangun negeri di atas angin, tapi membangun negeri yang memang mengakar di sini. Pemerintahan di Bangka
Selatan yang akan datang, tentu juga punya program sendiri, selain tentunya akan meneruskan apa yang sudah dilakukan di era sebelumnya,” tegasnya.
Tantangan Bangka Selatan ke depan menurut Aditya, memang tidak ringan. ”Lompatan dan perkembangan teknologi harus dijawab dan dibarengi dengan kemampuan seorang pemimpin yang juga harus mampu mengikuti lompatan dan perkembangan itu demi dan untuk kepentingan masyarakatnya,” ujar mantan Anggota DPRD Babel itu lagi.
Bahkan dalam menata managemen sumber daya manusia untuk mengisi birokrasi yang handal dan beradab akan menjadi perhatian agar pencapaian visi dan misi pemerintahan yang disampaikan oleh setiap calpn kepala daerah pada saat mencalonkan diri dapat diraih sesuai dengan masa waktu jabatan kepala daerah, bahkan bisa berlari kencang mengejar ketertinggalan di bidang lainnya,” tukas Aditya lugas.
Selaku generasi muda milenial Bangka Selatan, Aditya menyatakan adalah menjadi tanggungjawab dan tugasnya untuk membawa wilayah Selatan Pulau Bangka itu untuk jauh lebih maju dan berkembang sesuai tuntutan zaman. ”Pemimpin dan kepala daerah yang akan datang harus paham apa maunya generasi milenial. Seorang pemimpin muda tentu akan paham apa maunya kaum emak-emak, apatah lagi maunya kaum Bapak-Bapak. Dan saya yakin, masyarakat kita tentu takkan meragukan soal kepemimpinan kaum muda, karena di negeri ini saja sudah banyak kaum muda yang membuktikan bahwa mereka mampu dan bisa,” ujar Aditya mengakhiri. (Pra/Tim Media BERADAB)