Oleh: Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Aksi unjuk rasa damai oleh nelayan Batu Perahu, Toboali, Bangka Selatan di Mapolda Babel, Senin (5/10) ini bukan kali pertama dilakukan oleh masyarakat nelayan Batu Perahu.
Kilas balik beberapa tahun lalu, aksi unjuk rasa juga pernah dilakukan pada tahun 2018 saat Polres Bangka Selatan dipimpin oleh AKBP Aris Sulistyono saat itu. Aksi unjuk rasa saat itu koordinator oleh Kodi dan Joni Zuhri ke Mapolda dan DPRD Provinsi Bangka Belitung menuntut aktifitas kapal trawl dan compreng dihentikan di perairan Toboali, Bangka Selatan.
Tak hanya itu, menelisik kedekatan kedua aktivis nelayan ini kerap kali malang melintang di media massa baik cetak, elektronik maupun online/siber. Kala itu, kedua aktivis menyuarakan aspirasi masyarakat nelayan terhadap adanya aktifitas penambangan laut dirasakan mengganggu dan meresahkan masyarakat nelayan Bangka Selatan.
Delahok salah satu warga Kampung Lalang, Tanjung Ketapang yang juga dekat dengan kedua aktivis itu mengatakan Kodi dan Joni dulunya sangat dekat dan bisa dikatakan sahabat karib. Mereka secara bersama sama memperjuangkan apa yang tidak sesuai hati nurani masyarakat nelayan.
“Sangat dekat, mereka seperjuangan sebagai aktivis nelayan dulunya itu, mereka berjuang bersama kira-kira sekitar 5 tahun lalu. Momen mereka saat memperjuangkan aspirasi masyarakat nelayan saat penolakan tambang laut, trawl dan compreng,” kata Delahok, Rabu (7/10).
Ia menyebutkan, kalau aksi unjuk rasa, kedua aktivis nelayan itu tidak hanya berorasi ditingkat kabupaten, tapi juga sampai ke ibukota Provinsi Babel, bahkan pernah mengadukan nasib nelayan ke Pemerintah Pusat.
“Aksi Unjuk rasa mereka tidak hanya dalam daerah Bangka Selatan saja, tapi juga ke Mapolda, PT Timah Tbk hingga DPRD Provinsi Bangka Belitung, serta pernah mengadukan sampai ke Kementerian Kelautan, tentunya aksi mereka yakni menyuarakan aspirasi masyarakat nelayan,” ujarnya.
Tapi dalam setahun terakhir ini Kodi Midahri sudah tak lagi turun ke jalan dengan aksi orasi genggam mic. hal itu dikarenakan Kodi sudah mulai fokus pada perhelatan akbar pesta demokrasi pada Pilkada serentak Basel 9 Desember mendatang.
“Terakhir unjuk rasa sekitar satu tahun sebelum masa pilkada. Sekarang ini aksi unjuk rasa dilanjutkan oleh Joni dan Abdullah,” tuturnya,” ucap Delahok yang sering mengikuti aksi unjuk rasa sejak 2015 lalu.
Kendati demikian, hubungan baik Kodi dan Joni tetap terjalin saat pasangan Kodi – Rusliadi menyerahkan dokumen perbaikan dari jalur perseorangan. Tampak Joni Zuhri beserta masyarakat ikut mengantar pasangan Kodi – Rusliadi ke KPU Basel, begitu juga saat pendaftaran di KPU, Jumat 4 September 2020.
Kali ini Kodi yang didampingi Cawabup Rusliadi mencoba peruntungan di pilkada Basel 2020 melalui jalur independen atau perseorangan dan berhasil memenuhi syarat dengan mengumpulkan 13.741 dukungan.
Dengan ditetapkan sebagai Calon Bupati dan wakil Bupati, Kodi – Rusliadi mendapat nomor urut 1 saat penetapan dilakukan KPU Basel, Kamis 24 September 2020 di Grand Marina Hotel Toboali. (Pra)
Kilas Balik Kedekatan Dua Aktivis Nelayan Basel Kala Menyuarakan Aspirasi Masyarakat Pesisir
