BANGKA BARAT, LASPELA– Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bangka Barat menetapkan work from home (WFH) kepada pegawainya. Penetapan WFH didasari salah satu pegawai Dinas PU terkontak erat dengan pasien
positif covid19 Kluster sawit.
Kepala Dinas PUPR, Suharli mengatakan tindakan tersebut diambil sebagai bentuk antisipasi, walaupun pegawai yang terkontak belum keluar hasil swab testnya.
“Jadi dengan adanya kontak erat dengan pak J (pasien positif Covid-19) itu, dia (salah satu pegawai-red) dikarantina tapi hasil swab nya belum tau, karena belum ada hasil, cuma kami kan daripada dia nanti positif baru kita ini kemana mana, lebih baik sementara kami WFH kan dulu sampai menunggu hasil swabnya,” ungkap Suharli.
Selain itu kata Suharli, penetapan WFH yang dilakukan pihaknya ini sudah terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan Tim GTPPC-19 Bangka Barat sampai hasil swab kedua dinyatakan non reaktif.
“Disinfektan dulu hari ini, bukan sehari, artinya kami hari ini disinfektan dulu sambil menunggu kalau menurut Pak Darta (Sekretaris GTPPC-19), dia itu dua kali swab kan, kalau dua kali swab nya itu negatif ya langsung buka. Sementara hasilnya belum keluar dua kali kita WFH dulu. Artinya tetap bekerja bukan berarti WFH itu libur semua,” jelasnya.
Untuk di pekerjaan yang ada di lapangan, dikatakan Suharli masih berlanjut, harapannya di lapangan dengan cuaca yang panas dapat lebih sehat, ketimbang di kantor diruangan tertutup dan ber AC.
“Kami ini lagi di lapangan dengan pak kades Air Putih ke PT SMF, jadi tidak ada kata libur tetap bekerja seperti biasa. Kalau memang dia harus ke lapangan, ke lapangan karena di lapangan mungkin lebih terbuka lebih panas mudah-mudahan sehat. Kalau di kantor biasalah kena AC, kena ini yang penting pekerjaan ini tetap berjalan. Ini kami masih terus bergerak. Masalah koordinasi, masalah jalan Air Limau Tanjung Ular jadi koordinasi dengan PT SMF. Artinya tidak ada kata libur walaupun WFH hanya namanya WFH tapi tetap bekerja,” tandasnya.(is)