MANGGAR, LASPELA – Miliki 17 Geosite yang tersebar di 2 Kabupaten, Geopark Belitong akan menjadi situs UNESCO Global Geopark ke 6 di Indonesia. Selain memiliki keragaman Budaya, Geopark Belitong juga memiliki Batu berusia ratusan juta tahun, serta batu meteor yang hanya ada di Pulau Belitung di Indonesia, Sabtu (12/9/2020).
Geopark adalah wilayah terpadu yang terdepan dalam perlindungan dan penggunaan warisan geologi, dengan cara yang berkelanjutan. Geopark sendiri merupakan istilah dari Taman Bumi.
Keberadaan Geopark juga diresmikan dan diketahui oleh UNESCO. Badan internasional ini juga menambahkan tujuan dari geopark, adalah mengambil manfaat, menggali, menghargai, dan mengembangkan warisan geologi yang ada di tempat tesebut.
UNESCO juga menambahkan kalau geopark mesti mengandung tiga unsur utama jika ingin diakui sebagai sebuah taman geologi. Tiga unsur utama tersebut adalah keragaman Giologi, keanekaragaman Hayati, dan keragaman. Dari tiga unsur tersebut, tentu berketerkaitan dengan tujuan geopark yang melindungi keragaman bumi, dan konservasi lingkungan serta ilmu kebumian secara luas.
Setelah melewati proses panjang, Geopark Belitong akan menjadi situs UNESCO global geopark ke 6 di Indonesia setelah Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara. Kini Provinsi Bangka Belitung mempunyai warisan budaya, geologi, serta hayati yang diakui dunia.
Pulau Belitung dibagi menjadi 2 daerah, yakni Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Ke 2 Kabupaten ini telah menyepakati untuk bersama – sama menjaga dan melestarikan warisan alam, melalui Badan Pengelola Geopark Belitong.
Geopark Belitong mempunyai 17 Geosite yang tersebar di seluruh Pulau Belitong, diantaranya Juru Sebrang, Bukit Peramun, Bukit Layang, Open Pit Nam Salu, Burung Mandi dan Tebat Rasau yang menjadi 6 Geosite yang paling populer sebagai Destinasi Wisata.
Ketua Umum Badan Pengelola Geopark Belitong Yuspian S.sos mengatakan, adanya Geopark di Pulau Belitung akan menambah ilmu pengetahuan bagi wisatawan yang datang. Wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi wisatawan akan mendapatkan Literasi Narasi tentang proses pembetukan wisata alami yang ada di Belitung.
” Dengan adanya temuan – temuan Geosite yang ada di kita (Geopark Belitong), kita dapat memperkaya narasi secara ilmiah. Dulu kan kalau kita ada wisatawan, kita hanya memberi tau saja indah pantainya tanpa ada yang memberikan masukan kepada wisatawan apa cerita dibalik pasir yang putih itu, bagaimana munculnya batu granit itu,” ujar Yuspian.
Yuspian juga menyampaikan, wisatawan tidak hanya berlibur saja, tetapi juga mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas tentang geologi. Pariwisata di Belitung sudah memberikan peningkatan wisata secara global.
Geopark Belitong juga mempunyai batu meteor yang sudah dikenal dunia, Batu ini jatuh diatas tanah pulau Belitung, meteor ini bereaksi dengan kandungan timah yang sangat banyak yang terdapat dipulau Belitung, sehingga membentuk batu hitam yang kemudian dinamakan Batu Satam.(*)