Lawan Serangan Belanda, Effendi Mattjik Bermodalkan Keris dan Bambu Runcing

SUNGAILIAT, LASPELA — Penuh semangat, tekad hingga strategi perang dibutuhkan para pejuang bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari tangan Belanda.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu pejuang veteran pelajar, Effendi Mattjik NPV : 6.013.851, Rabu (19/8/2020).

Efendi menyampaikan jika pada masa itu persenjataan bangsa Indonesia belum memadai, sehingga dibutuhkan strategi untuk melawan Belanda.

“Kita hanya bermodalkan keris dan bambu runcing untuk membunuh Belanda. Nah untuk memberi semangat kepada teman-teman, kita gunakan isu kalau malam hari mata biru belanda tidak kelihatan. Makanya serangan gerilya sering terjadi malam hari,” ungkap Effendi.

Untuk mengimbangi senjata Belanda yang serba lengkap, strategi gerilya pun dikemas sedemikian rupa.

“Tidak cukup dengan isu mata belanda tidak kelihatan malam hari, kita pancing tentara Belanda masuk kedalam hutan gunanya menghindari banyak korban jiwa. Karena senjata Belanda kalau keluar peluru seperti hujan, kawan- kawan seperjuangan berlindung dibalik pohon besar,” kata Effendi Mattjik.

Namun demikian, lanjut Effendi, ketika Belanda memuntahkan pelurunya, justru semangat para pejuang semakin berkobar.

“Bedanya kalau tentara Belanda itu tentara bayaran, kalau kita tulus murni untuk pengabdian,” ujarnya.

Dihari kemerdekaan Ke-75 ini, Effendi Mattjik berpesan agar kemerdekaan ini diisi dengan semangat dan tekad untuk maju.

“Generasi muda harus mengisi kemerdekaan ini, jagalah persatuan dan kesatuan bangsa,” pesannya. (mah)