Oleh: Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Lemahnya sinyal internet di wilayah Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Bangka Belitung (Babel) sangat berdampak buruk terhadap kinerja aparat Kejaksaan Negeri setempat di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Rabu (22/7).
Pasalnya, institusi yang dibawah pimpinan Mayasari itu mendapat teguran dari pusat berkaitan dengan sistem integrasi Case Management System (CMS). Dimana CMS merupakan sistem integrasi data antar penegak hukum.
Kepala Kejari (Kajari) Basel Mayasari usai menggelar kegiatan upacara dan syukuran bertepatan dengan peringatan HBA ke-60 mengatakan, teguran yang diterima dari pusat tersebut tak lepas dari dampak sinyal yang lemah di wilayah ini.
“Problem di Basel yang sinyal internetnya lemah ini berdampak kurang bagus kepada penilaian di pusat. Ini bukan masalah yang kami inginkan, tapi outputnya mengganggu penilaian kinerja, karena masa pandemi ini semua penilaian melalui daring,” kata dia.
Ia mengungkapkan saat sinyal bermasalah, maka otomatis informasi ke pusat juga terlambat sehingga tertinggal pada proses penegakan hukum. Apalagi saat menggelar sidang yang selama pandemi berlangsung dilaksanakan secara virtual.
“Walaupun ini bukan kendalai, tapi bagian dari proses yang harus kami jalani. Terkait dengan di meja persidangan, kalau yang sebuah perkara dilakukan secara offline, kami harus ke Sungailiat yang lumayan tentu menyita waktu,” ujarnya.
Cukup jauhnya jarak tempuh dari Basel ke lapas dan pengadilan di Sungailiat, Bangka tak lepas menjadi bagian dari kendala yang harusnl dijalani oleh para jaksa dalam menangani suatu perkara. Bukan hanya jaksa, tapi juga mengganggu masyarakat.
“Sehingga kalau dihitung-hitung pelayanan ke masyarakat ini sangat mengganggu. Ini kami akan menyita waktu orang-orang yang berhadapan atau kepentingan dengan hukum. Jadi mereka harus kami bawa ke Sungailiat, PP sekitar 6 jam,” jelasnya. (Pra)