Percepat Laju Ekonomi Babel, Kadin Babel Dorong Sektor Tambang dan Pariwisata Digenjot

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Thomas Jusman mengatakan peran pertambangan dan pariwisata sangat berpengaruh di dalam perkembangan ekonomi Babel, maka itu saat ini merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan atau mengoptimalisasikan kebaradaan timah sebagai komoditas stategis daerah Kepulauan Bangka Belitung.

“Kita juga mungkin harus melakukan Direct sale maupun bisnis Bangka-China sebagai pertimbangan mengingat pertumbuhan ekonomi positif di dunia saat ini adalah China. Dan kita juga harus mewaspadai Singapura yang saat ini juga mengalami resesi ekonomi, karena pada Januari-April mereka menyerap 22,44 persen dari ekspor timah,” kata Thomas saat menghadiri zoom meeting Government Round Table, Senin (20/7/2020).

Ia menyampaikan, jadi untuk relaksasi setiap peraturan dengan memastikan bahwa aktivitas pertambangan dijalankan berdasarkan environment-friendly dan berasaskan keadilan bisa dijalankan.

“Untuk itu kami (Kadin Babel-red) mau menekankan bahwa saatnya kita ini melakukan hilirisasi industri. Dan kita juga masih punya Rare Earth yang harus kita kembangkan. Dan tentunya tata kelola yang lebih baik sehingga menerapan Good Mining Practise, masalah ilegal mining, serta bagaimana kita membranding timah ini menjadi sesuatu yang nilainya positif sebagai lokomotif transformasi ekonomi itu sendiri,” ujarnya.

Untuk pariwisata, menurut Thomas waktu yang tepat untuk meningkatkan indeks daya saing kepariwisataan kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi wisata lokal dan menghadapi turis Internasional pasca pandemi.

Pengembangan potensi lokal memang saat ini mengalami krisis ekonomi, karena pandemi Covid-19 ini, sehingga menyebabkan timah dan suplay terganggu. Dimana dari segi suplay yakni mengganggu produktivitas dari produksi UMKM, sehingga UMKM ini sangat terganggu pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini, mengingat UMKM sebagai roda penggerak kepariwisataan di Bangka Belitung.

“Maka itu, kedepan bagaimana kita merancang bangun maupun prototipe kegiatan kepariwisataan terlebih dengan tema wisata alam, dengan para pelaku sektor yang ada dan bagaimana kita meningkatkan potensi kreativitas lokal dan bersinergi terhadap kearifan lokal sebagai elemen yang dapat hadirkan uniqueness sebagai penciptaan nilai tambah sektor kepariwisataan Bangka Belitung,” jelas Thomas.

Lanjut Thomas, kalau berbicara terkait pariwisata maka perlu dilakukannya pendekatan dengan 5 M diantaranya yang pertama meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang memadai di sektor pariwisata, kedua meningkatkan sistem kelembagaan dan mendukung sektor pariwisata, ketiga membangub sarpras untuk mendukung proses transformasi ekonomi ke sektor pariwisata, keempat menyediakan anggaran yang mendukung sektor pariwisata, dan yang kelima transformasi ekonomi kesektor pariwisata.

“Tapi yang paling penting merubah mindset dan perlu pendidikan dibidang kepariwisataan seperti SMK, Perguruan Tinggi dan vokasional, sehingga tersedialah profesi-profesi disektor pariwisata,” ungkapnya.

“Selain itu, membentuk badan promosi daerah, dan berkoordinasi antar lembaga yang bersinergi, fokus dan lokus serta membentuk badan pengelola Kawasan Ekonomi Khuhus (KEK) Pariwisata,” lanjut Thomas.

Ia menyebutkan, saat ini yang menjadi perhatian Kadin Babel yakni kebijakan anggaran di bidang publik yang saya anggap belum maksimal. “Karena ketersediaan anggaran, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor pariwisata,” tuturnya.

Thomas menambahkan, sektor petambangan timah adalah sektor yang memiliki andil besar dalam rangka mendorong stimulus pertumbuhan perekonomian dalam jangka pendek dan jangka menengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada pandemi Covid-19.

Sedangkan sektor kepariwisataan secondary sektor yang dapat dikelola untuk pemulihan dan pertumbuhan perekonomian jangka menengah dan jangka panjang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Meningkatkan daya saing melalui peningkatan indeks pembangunan manusia dalam new normal tahap 5 (Unit-unit Ekonomi dan Sosial dibuka berskala besar) serta perlunya transformasi ekonomi sangat cocok untuk hadirkan penata kelolaan inovasi ketika masyarakat dan usaha perekonomian memiliki kelelahan psikologi pasca pandemi Covid-19,” tutupnya.(wa)