Oleh : Wina destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih mencari pola dan formula yang tepat di era pandemi Covid-19 ini untuk pemeliharaan dan mengelola pariwisata yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan mengikuti protokol kesehatan yang tepat, sehingga wisatawan yang akan berkunjung akan merasa kesehatan dan keamanannya terjamin.
“Menurut pandangan saya perubahan tren wisata harus memiliki daya tarik yang kuat. Berubahnya tren wisata setelah Covid-19, membuat wisata domestik lebih dilirik dan menjadi pilihan,” kata Gubernur Babel Erzaldi Rosman saat menghadiri zoom meeting Government Round Table, Senin (20/7/2020).
Erzaldi mengatakan, daya tarik wisata alam menjadi lebih populer. Hal ini membuat wisatawan muda dan kalangan menengah ke atas lebih bersemangat untuk melakukan perjalanan. Sehingga, perubahan dari “mass tourism” menjadi “individual dan private tourism”.
“Bagaimana kita memajukan pariwisata baik di Bangka maupun di Belitung? Kita harus memiliki strategi-strategi yang lebih kreatif lagi. Daya tarik wisata outdoor ini akan lebih dikedepankan. Dari segi pemerintah, perlu dipikirkan bagaimana memanage event dalam waktu dekat, dengan mengedepankan event-event yang dilaksanakan di ruang terbuka atau outdoor,” ujarnya.
Dikatakan Erzaldi, untuk mendukung akselerasi pemulihan ekonomi di bidang pariwisata, diperlukan berbagai strategi. “Mengingat pertumbuhan ekonomi nasional Babel berada di posisi 1,35 menjadi terendah di Sumatera, sedangkan posisi nasional rata-rata adalah 2,97. Namun demikian kebijakan di sektor pertambangan turut menyumbang kelesuan ekonomi di Babel,” terang Erzaldi.
Ia mengungkapkan, bahwa peran pertambangan dan pariwisata sangat berpengaruh di dalam perkembangan ekonomi Babel. Dalam pertumbuhan ekonomi di sektor pertambangan sangat turun beberapa tahun ini mengingat adanya kebijakan pemerintah di sektor pertambangan yang membuat pertumbuhan sektor pertambangan menjadi rendah.
“Untuk itu, kita (Pemprov Babel-red) harus mengambil sikap, mengingat kondisi Babel bersama daerah lainnya masih dalam cekaman kondisi ekonomi, sehingga masing-masing daerah harus memiliki strategi untuk memajukan daerahnya dalam situasi pandemi,” tegasnya.
Erzaldi menyebutkan, untuk melakukan pemulihan melalui sektor pariwisata dengan melakukan transformasi planning ke tourism, harus memiliki strategi yang lebih baik, karena Pemprov Babel tidak bisa serta merta meninggalkan sektor pertambangan.
“Kita tidak bisa meninggalkan sektor pertambangan yang menjadi keunggulan kita dengan begitu saja sekaligus, sehingga ini menjadi pertimbangan kita,” sebutnya.
Erzaldi mengajak seluruh stakeholder terkait untuk mempromosikan pariwisata Babel di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dimana Babel yang merupakan provinsi kedua terbaik di Indonesia dalam penanganan Covid-19 menjadi nilai tambah untuk mempromosikan pariwisata.
“Tidak ada alasan untuk tidak berpromosi pariwisata, cuma jangan seperti buang garam di laut, promosi ini dikemas, sekarang banyak yang takut berpromosi, tetapi bagaimana berpromosi bersama agar kompetitif, sayang apa yang sudah ini kalau tidak dipromosikan,” tuturnya.
Erzaldi menjelaskan, saat ini wisatawan cenderung tertarik untuk menikmati pariwisata outdoor, dan ini dimiliki oleh Babel, tetapi harus dikemas dan masyarakat juga harus mendukung, terutama di tengah pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Kita siapkan dulu lapangan outdoor bahwa pariwisata kita sudah siap dan ini sudah bisa kita lakukan, tetapi tidak hanya aturan pergub menunjang pariwisata, tapi mengundang orang untuk datang kesiapan lebih baik lagi, dan ini harus dilakukan secara bersama-sama,” terangnya.
Erzaldi menambahkan, dalam waktu dekat Pemprov Babel akan mengontak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Babel. Dan diharapkan para stake holder seperti perhotelan, restoran, penerbangan, pemerintah, dan lainnya harus merumuskan cara dalam mempromosikannya secara bersama-sama, dengan strategi yang kuat dan disetujui bersama-sama.
Sementara, Hermawan kartajaya selaku Founder & Chairman MarkPlus Inc mengatakan bahwa untuk membangun pariwisata atau mempromosikan suatu daerah harus memiliki istilah travel, trade dan investment.
“Travel harus menjadi yang utama, kalau travel nggak jalan, nggak bisa, semua daerah sekarang berlomba menyiapkan travel, Babel mirip Bali, daerah kepulauan, dan nggak gampang, Babel punya aset harmoni, harus dipikirkan kedepan seperti apa, bukan hanya rencana tahun depan, tetapi 2025 2030 juga harus dipikirkan,” jelasnya.
Hermawan yang juga pakar marketing menyebutkan bahwa sektor pariwisata ada sektor paling terdampak pandemi dan memiliki imbas kepada sektor lain.
“Sekarang semua sadar ketika pariwisata stop, ekonomi juga stop. Semua baru sadar bahwa pariwisata adalah tulang punggu ekonomi,” ujarnya.
Ia menyampaikan, untuk sektor pariwisata, paling tidak ada tiga syarat, nature, culture dan sosial. Babel, menurutnya memiliki nature yang indah baik di Bangka maupun Belitung, dan ini menjadi modal untuk mempromosikan pariwisata Babel.
“Karena mereka menginginkan destinasi berkualitas dengan alam dan keamanan lebih baik, sistem mitigasi, dimana bisa terjadi dengan menggabungkan ketiga unsur tersebut,” ulasnya.
Ia menambahkan, kalau bicara bertahan atau surviving itu sudah pasti. Sekarang tinggal bicara preparing atau mempersiapkan ketika wisatawan kembali setelah Covid-19.
“Seperti Bali jadi contoh dan punya ketahanan. Nusa Tenggara Barat juga sekarant sedang preparing, karena melihat potensi di masa depan. Seperti yang sudah saya katakan, daerah-daerah tersebut sadar bahwa pariwisata adalah penggerak ekonomi. Termasu di Babel sendiri,” tutupnya.
Turut hadir dalam zoom meeting ini, Gubernur Babel, Erzaldi Rosman, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Tantan Heroika, Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer, Ketua Kadin Babel Thomas Jusman, perwakilan Dinas Pariwisata Babel, Disperindag, pelaku pariwisata, dan sektor lainnya dari berbagai daerah.(wa)