Alasan PLN Jadikan Pulau Tinggi Sebagai Pilot Project Pembakit Listrik Tenaga Sampah


Oleh: Nopranda Putra



TOBOALI, LASPELA – Tak lama lagi Pulau Tinggi di kabupaten Bangka Selatan akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTsa). Ini merupakan sebuah pilot project oleh PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung.

Bidang perencanaan sistem PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung, Rikardo mengatakan kenapa Pulau Tinggi dijadikan pilot project agar sampah sampah yang ada di daerah tersebut terselesaikan dengan ramah lingkungan.

Serta, menjadikan Pulau Tinggi destinasi wisata baru bagi wisatawan lokal, sehingga azas manfaat dapat dirasakan masyarakat sekitar.

“Untuk pilot project kita di Pulau Tinggi, agar sampah-sampah di Pulau Tinggi ini bisa kita selesaikan, karena pulau tinggi ini merupakan destinasi wisata. Jadi masalah sampahnya selesai, masyarakat mendapat manfaat dan pembangkit listriknya juga green,” kata Rikardo, Selasa (7/7).

Ia menyebutkan, PLTsa merupakan salah program PLN untuk menuju PLN Babel Green. Bagaimana menyiapkan salah satu pembangkit listrik berbahan bakar green atau berbahan bakar sampah.

“Jadi yang selama ini dianggap orang tidak bermanfaat, jadi kita mencoba mengoptimalkan sampah ini menjadi suatu bahan yang beharga yaitu sebagai sumber energi listrik,” ujarnya.

Diutarakan dia, saat ini progresnya sudah hampir 100 persen. Dan pelatihan pengolahan sampah menjadi sumber energi listrik merupakan salah satu tahapan untuk menuju pengoperasian.

“Jadi ada sinergi dari pemerintah setempat. Dam saat ini dari Camat Toboali yang sudah menggerakkan perangkatnya dan KSM yang ada disini untuk bisa bekerja sama dalam pengelolaan sampah menjadi pelet. Jadi bagaimana kita sinergi dengan masyarakat agar mereka juga ikut berperan,” jelasnya.

Adapun sampah yang diolah menjadi sumber energi listrik merupakan sampah organik dan anorganik seperti sampah plastik. Dan untuk melistriki Pulau Tinggi selama satu hari dibutuhkan sekitar 1,2 ton sampah.

“Ini perpaduan sampah antara sampah organik dan anorganik, jadi hasil pengolahan diukur dulu, sehingga akan didapat berapepa persen organik dan berapa persen anorganik,” ujarnya. (Pra)