UMKM Hadapi Tantangan Besar di Masa Pandemi Covid-19

BALUNIJUK, LASPELA – Tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi UMKM, pandemi Covid-19 membuat UMKM di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Tantangan yang dihadapi ini berbeda pada saat era reformasi tahun 1998, di tengah-tengah keterpurukan ekonomi Indonesia, UMKM akhirnya mampu menjadi pahlawan ekonomi nasional.

Hal tersebut diutarakan oleh Menteri Koperasi dan UMKM RI, Teten Masduki, saat menjadi narasumber bersama Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman pada acara “Dialog Bersama Dosen dan Civitas Akademika Universitas Bangka Belitung” di Gedung Rektorat UBB, Senin (6/7/2020).

Meskipun UMKM menghadapi tantangan yang sangat berat, namun Menteri Koperasi dan UMKM RI berharap di masa pandemi, UMKM dapat bertahan dan meminimalisasi kegiatan ekonomi. “Meskipun pendapatannya kecil, kadang-kadang upah tenaga kerjanya tidak dihitung karena dikerjakan sendiri atau usaha keluarga. Ini lah sebenarnya fungsi UMKM yang bisa meminimalisasi ekonomi,” ujarnya.

Saat in, permintaan juga mengalami penurunan yang menyebabkan sulitnya UMKM untuk berkembang dan melakukan pembayaran. Untuk itu, pemerintah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM, dengan bunga yang rendah.

Pada dialog tersebut, Menteri Teten Masduki juga menyinggung tentang pengarusutamaan UMKM dalam pembangunan nasional. Dalam penjelasannya bahwa struktur ekonomi Indonesia sebanyak 90% adalah UMKM.

Namun Menteri Teten Masduki melihat bahwa UMKM di Indonesia harus melakukan peningkatan dari sisi kemasan untuk peningkatan ekspor.

Berdasarkan pengalamannya dari berbagai negara yang telah dikunjungi, hasil produk pangan UMKM Indonesia dari segi kualitas rasa tidak kalah, hanya saja desain kemasan masih kurang menarik.

Lebih jauh, UMKM di Indonesia masih berjalan sendiri-sendiri, tidak tergabung dengan usaha besar dan belum memiliki “trading house”. Padahal, dengan bergabungnya UMKM bersama usaha besar dan memiliki “trading house”, maka dapat memasuki pasar global seperti yang dilakukan oleh negara-negara lain.

Kemudian, dari segi pembiayaan, tidak mungkin UMKM akan berkembang apabila akses pembiayaan masih kepada pembiayaan-pembiayaan mikro. Pada banyak Negara, UMKM terhubung pembiayaan ke bank, koperasi, dan kepajakan menjadi ciri-ciri UMKM yang sukses.

“Karena apabila terhubung dengan pembiayaan, pasti akan ada pembinaan-pembinaan sehingga tahu persis bagaimana mengelola usahanya dan kita, (Indonesia) sebagian besar belum terhubung,” ungkapnya.

Menteri Teten Masduki mengatakan ke depannya pemerintah akan mengarahkan UMKM agar dapat masuk ke sektor-sektor strategis dan melihat potensi-potensi lainnya dan akan dibantu oleh pemerintah.rill/(wa)