KOBA, LASPELA– Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Batianus, bereaksi terkait banyaknya siswa SD di Kota Koba yang tidak terakomodir atau diterima untuk bersekolah di SMPN 1 Koba kendati masih masuk di dalam zonasi tersebut.
Menurutnya, Kecamatan Koba yang merupakan Ibu kota Kabupaten Bateng seharusnya dapat menjadi tolak ukur suksesnya Pemkab Bateng dalam menyediakan atau memfasilitasi kebutuhan dasar masyarakat dalam hal pemenuhan hak pendidikan dasar 9 tahun.
“Kecamatan Koba kan ada SMPN 1 Koba dan SMPN 2 Koba di Desa Penyak, seharusnya pemerintah dapat mengakomodir siswa yang berminat sekolah ke SMP negeri, Koba dan Simpangperlang itu kan zonasinya SMPN 1 Koba, mengapa bisa tidak diterima sekolah di zona mereka sendiri?” kata Batianus, Jumat (3/7/2020).
Batianus menekankan bahwa seharusnya pemerintah segera merencanakan pembangunan sekolah untuk mengatasi permasalahan yang menurutnya sering terjadi setiap tahunnya. Menurutnya Koba sebagai ibu kota kabupaten paling tidak memiliki tiga SMP negeri untuk mengakomodir masyarakat di Kecamatan Koba.
“Kita tidak bisa memaksakan mereka sekolah di sekolah swasta, kalau mau ke swasta itu sifatnya pilihan saja, begitupun sekolah negeri yang jauh. Seperti SMPN 2 Koba yang masih tersisa 2 kelas yang kosong, berarti kan ada yang salah dalam pemetaan zonasinya, pembagian zonasinya tidak berimbang,” ungkap Batianus.
Batianus menambahkan bahwa pihak DPRD Kabupaten Bateng siap mendukung pembangunan sekolah baru sampai ke pendampingan ke kementrian, serta penganggaran, guna mengatasi permasalahan klasik yang sering terjadi ini.
“Intinya jumlah sekolah SD itu lulusannya harus sebanding dan terakomodir oleh SMP negeri. Keresahan seperti ini merupakan hal klasik, sudah berulang kali terjadi tetapi tidak pernah memperbaikinya,” tegas Batianus.
Batianus menyarankan kepada orang tua yang anaknya tidak diterima di SMPN 1 Koba yang mana merupakan zonasinya untuk tetap meyekolahkan anak mereka di sekolah lainnya seperti SMPN 2 Koba, SMPN 1 Lubuk Besar, atau sekolah swasta lainnya yang ada di sekitaran Kota Koba, seperti SMP Muhammadiyah, SMP Stania, dan MTS Al Muhajirin.
“Orang tua tetap harus membangun semangat anaknya untuk sekolah, terlepas itu di sekolah yang bukan zonasi mereka, tidak boleh karena gak diterima jadi putus sekolah,” harap Batianus.(jon)