Fasum di Pasar Sukadamai Kurang Memadai, Pedagang Harap Ada Peningkatan Pembangunan


Oleh: Nopranda Putra

TOBOALI, LASPELA – Adanya keluhan masyarakat terkait banyaknya sampah berserakan di bibir pantai Sukadamai jadi perhatian lurah Tanjung Ketapang, Dedi Sutra.

Mendapati informasi itu, Dedi bersama Bhabinkamtibmas dan Babinsa memantau langsung kondisi lingkungan di sekitaran Pasar Sukadamai itu, Rabu (01/7).

Dari percakapan dengan beberapa pedagang, bahwa buang sampah ke laut sudah menjadi kebiasaan pedagang. Sehingga membuat pasar Sukadamai terlihat kumuh dan kurang layak untuk dijadikan transaksi jual beli.

Wir, salah satu pedagang yang menjajakan dagangannya di pasar itu mengatakan kalau sampah organik maupun non organik biasa dibuang ke laut sebelum menutup lapak dagangannya.

“Jujur saja, kalau kami buang sampah ke pinggir laut itu pak, buang ke situ (laut,) sudah jadi kebiasaan kami sejak mulai jualan di oasar Sukadamai,” katanya.

Kendati demikian, ia juga merasa kurang tepat jika sampah sisa jualan dibuang ke pinggir laut, hanya saja akui dia saat ini pasar Sukadamai kurangnya fasilitas umum yang memadai.

Tak hanya itu, musim pandemi covid-19 ini juga menjadi momok bagi pedagang, lantaran banyak dagangan tidak laku sehingga mereka tidak mampu membayar sewa lapak kepada pemilik lahan. Untuk sewa lapak mereka harus membayar Rp 700 ribu perbulan.

“Kami berharap ada peningkatan lebih baik lagi pembangunan pasar Sukadamai ini, agar kami bisa berjual dan jika bisa sewa lapak jangan terlalu tinggi karena kami hanya pedagang kecil pak, intinya kami ikut apa kata pemerintah,” ucapnya kepada lurah Tanjung Ketapang.

Senada dikatakan Payinan yang jajakan dagangan sudah 7 tahun di Sukadamai. Buang Sampah kebiasaan kami buang ke laut pak, karena tidak ada petugas yang ambil sampah ke sini (pasar,red),” ujarnya.

Asbena, pedagang asal Bangkalan Jawa Timur jual ayam potong di pasar Sukadamai sudah 20 tahun. Ia menyewakan lapak per tahun dengan biaya sewa 5 juta pertahun.

“Kalau harapan kami sebagai pedagang maunya tempatnya bersih, bagus dan harga sewa terjangkau. Kalau sampah dia inisiatif untuk membuang perut ayam ke tempat lain,” tuturnya.

Tak hanya itu, Surti pembeli yang kesehariannya mencari bahan pokok di pasar Sukadamai juga meminta pemerintah lebih perhatian dalam membenahi pasar itu, guna memberikan pelanggan atau konsumen rasa nyaman dan aman dalam bertransaksi jual beli.

“Kalau dilihat kualitas jualan saat ini cukup nyawan, hanya saja yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan yakni fasilitas umum, contohnya jalan dilebarkan, atap bisa gunakan rangka baja atau asbes, kalau saat ini cuma pakai terpal biasa mudah robek dan juga tempat sampah kurang diperhatikan kebersihan pasarnya,” ucapnya.

Untuk itu, Lurah Tanjung Ketapang mengimbau kepada pedagang pasar Sukadamai jangan lagi buang sampah ke laut, mari bersama-sama jaga kebersihan lingkungan pasar sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit.

“Mari kita bersama jaga kebersihan lingkungan pasar Sukadamai ini dan diusahakan untuk buang sampah di tempatnya, jangan di laut karena mencemari lingkungan,” imbaunya.

Untuk peningkatan pasar, lanjut dia akan disampaikan atau diusulkan ke tingkat pemerintah kabupaten. Kenyamanan pembeli dalam bertransaksi juga menjadi perhatian pemerintah agar segala fasilitas umum terpenuhi dan memadai. (Pra)