MENDO BARAT, LASPELA — Untuk mewujudkan desa bebas dari stunting, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka menggelar kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di sembilan desa yang terdaftar sebagai desa lokus stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, dr. Then suyanti mengatakan kegiatan kampanye Germas tersebut bertujuan untuk menurunkan angka kematian Ibu (AKI) dan Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bangka.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan upaya promosi dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktifitas penduduk dan menurunkan biaya kesehatan akibat penyakit, dalam upaya mencegah stunting,” ungkap Then, Selasa (23/6/2020).
Sementara itu, Kasi Promkes Dinkes Bangka, Arlis Danita mengatakan Germas menjadi momentum bagi masyarakat guna membudayakan pola hidup sehat.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan dukungan terhadap Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas-red) dalam upaya penurunan dan pencegahan stunting, dimana terdapat tiga indikator yaitu untuk meningkatkan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah serta rutin cek kesehatan enam bulan sekali,” ujar Arlis.
Ia juga mengatakan bahwa penerapan protokol kesehatan juga sangat penting untuk dilakukan, hal tersebut sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Kesehatan Masyarakat, Anggia Murni mengatakan lima pilar kesehatan lingkungan juga harus ada di setiap rumah, seperti jamban, tempat sampah, pembuangan air limbah, sarana air minum dan cuci tangan pakai sabun.
“Karena lima pilar ini berpengaruh terhadap kesehatan. Untuk ibu hamil harus melakukan pemeriksaan minimal enam kali dan dua kalinya di haruskan kontak langsung dengan dokter,” ungkapnya.
Anggia juga menjelaskan jika stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi pada balita, untuk itu pelaksanaan Germas dinilai sangat penting dan harus dimulai dari keluarga.
“Masyarakat harus membudayakan Germas seperti peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat dan peningkatan pangan sehat serta percepatan perbaikan gizi. Selain itu untuk ibu yang memiliki balita untuk sering ke posyandu di sana ibu akan mendapatkan edukasi mengenai tumbuh kembang anak,” tandasnya. (*)