Janji Dicairkan Sebelum Lebaran, Masyarakat Basel Pertanyakan Virus BST Kabupaten Tak Kunjung Tiba


Oleh: Nopranda Putra

TOBOALI, LASPELA – Desa Payung Rifani menyebutkan relawan Covid-19 di dirasakan semangatnya kendor karena tidak adanya honor. Relawan sudah beberapa kali menanyakan honor bagi relawan apakah ada honornya.

“Saya jelaskan kalau relawan Covid-19 desa tidak ada honor karena tidak masuk anggaran, kita kerja sosial bantu warga untuk memerangi Covid-19. Yang terpenting BLT DD tahap pertama dna kedua sudah kita distribusikan dengan aman dan lancar kita sudah senang,” kata Rifani, Selasa (16/6).

Diungkapkan dia, saat ini warga desa Payung sedang mencari virus Bantuan Sosial Tunai (BST) Kabupaten, dengan aturan saat ini distribusi BST Bansos Kabupaten dirasakan kaku.

“Malahan yang dicari masyarakat saat ini virus BST, kades kewalahan dengan aturan yang ada, bola panas dilempar ke desa, tapi kita terima dengan ikhlas,” ujarnya.

Menurut dia, BST Kabupaten bomerang bagi Kades, karena potensi terjadi gesekan signifikan di lapangan. Ada beberapa waktu lalu Pemerintah minta 50 kk untuk disalurkan bansos tapi saat ini tidak ada, cuma harapan palsu.

“Ini menjadi bomerang bagi kami dan menjadi gesekan di lapangan, beberapa waktu lalu Provinsi minta 50 kk, Pemprov juga minta tapi tidak ada juga, ujungnya warga kami sebut ini ngerapeek,” sebutnya.

Untuk itu, kami ingin BST bansos Kabupaten segera disalurkan, karena sudah terpampang di papan pengumuman desa dan masyarakat menanyakan itu,” lanjutnya.

Sementara itu, Kades Air Bara, Muklis Insan menambahkan Pemdes Air Bara diusahakan bergerak bantu warga semaksimal mungkin. Tapi warga desa sudah dijanjikan bahwa BST Kabupaten akan dicairkan 10 hari sebelum lebaran idul fitri kemarin.

“Kami sudah dijanjikan bahwa BST bansos cair 10 hri sebelum lebaran, dan warga mengetahui itu, tapi hingga sekarang tidak satu rupiah pun bst bansos Kabupaten yang diterima warga kami,”

Menurutnya, jika memang tidak bisa atau dibatalkan bst itu kedesa, segera surati pemdes dan akan disosialisasikan ke masyarakat desa.

“Kalau tidak bisa kirim surat, biar kami bisa sosialisikan ke warga desa jangan sampai ada potensi timbulnya yidak kondusif di desa kami,” tukasnya. (Pra)