Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Tiga rekan pasien M, kewarganegaraan Bangladesh, Kamis (11/6/2020) mendatangi Sekretariat Pusdalops Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bangka Belitung (GTPPC-19 Babel). Hal ini guna mempertanyakan kondisi rekannya yang sampai saat belum juga dinyatakan sembuh oleh tenaga medis yang merawat yang bersangkutan.
Mereka yang hadir merupakan jamaah tabligh ini datang untuk mendengarkan langsung penjelasan pihak GTPPC-19 Babel berkenaan kondisi pasien M. Tak hanya Sekretaris GTTPC-19 Babel Mikron Antariksa yang memberikan penjelasan, melainkan beberapa dokter baik yang menangani pasien M langsung dan dokter yang menangani T, yang merupakan putri bungsu Gubernur Babel.
Pertemuan itu pun menerangkan secara rinci kondisi pasien M dan perihal kesembuhan yang dinilai cepat untuk pasien T. Secara rinci pun diterangkan oleh alah satu dokter penanggungjawab Balai Diklat Wisma Karantina Babel, dr. Ian Pahlevi, bahwa kondisi terkini Pasien M (61) asal Bangladesh yang saat ini, Kamis (11/6/2020) hingga pukul 18.00 masih dalam masa perawatan.
“Pasien bersangkutan masih masih di rawat di wisma karantina dengan kondisi baik,” terangnya. Kondisi Pasien M, belakangan ini memang tengah menjadi perbincangan dan banyak yang mempertanyakan kondisinya, apalagi sudah dirawat cukup lama di Wisma Karantina.
Terkait mengenai hal tersebut, dr. Ian Pahlevi selaku dokter yang secara berkala memantau perkembangan pasien bersangkutan menjelaskan kronologi riwayat perawatan dari awal hingga saat ini. Dipaparkan dia, bahwa pasien masuk ke karantina pada 9 Mei 2020 dengan kondisi hasil rapid tes reaktif. “Saat dilakukan pemeriksaan awal tidak ada keluhan apapun, kesadaran baik begitu juga dengan tekanan darah normal,” ungkapnya.
Kemudian diambillah swab pertama untuk dilakulan diagnosa terkonfirm Covid-19 atau tidaknya pasien bersangkutan. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan pedoman yakni konfirmasi dengan dilakukan pemeriksaan Swab sebanyak 2 kali dalam 2 hari secara berturut-turut yakini tanggal 9-10 Juni 2020. Lalu pada tanggal 19 Mei 2020 hasil Swab dengan metode pemeriksaan PCR keluar dengan hasil positif dan pada 20 Mei keluar hasil Swab kedua dan dinyatakan negatif.
“Karena hasil Swab pertama tuan M dinyatakan positif, meskipun hasil swab keduanya negatif, Tuan M tetap terkonfirmasi positif covid 19 ini dikarenakan salah satu dari dua sample swab dinyatakan positif,” ujarnya. Lalu pada 21 Mei kembali dilakukan swab ketiga untuk konfirmasi kesembuhan, kemudian pada tanggal 26 mei keluarlah hasilnya negatif pertama.
Selanjutnya pada tanggal 27 mei dilakukan swab keempat untuk didapati hasil negatif kedua agar pasien bisa dinyatakan sembuh. Namun pada tanggal 4 juni 2020 hasil dari Swab keempat masih dinyatakan positif, sehingga pasien masih harus terus dirawat hingga didapati hasil negatif 2 kali secara berturut-turut.
Kemudian pada tanggal 8 juni 2020 dilakukan Swab kelima, untuk dilakukan konfirmasi kesembuhan dan pada tanggal 9 Mei 2020 dilakukan swab keenam. “Pada 10 Juni hasil swab kelima sudah keluar dan hasilnya negatif pertama dan hari ini akan keluar hasil swab keenam, kita tunggu aja yang jelas kondisi pasien baik tanpa gejala,” ungkapnya.
Ramainya perbincangan terkait dengan kondisi Tuan M juga tak lepas dari beredarnya kabar miring terhadap pasien T yang merupakan putri bungsu Gubernur Babel yang dianggal mendapatkan perlakuan khusus karena selang beberapa hari dinyatakan positif covid-19, Pasien T telah dinyatakan sembuh.
Dokter spesialis paru RSUP Ir Soekarno, dr. Liyah Giovanna SpP, selaku dokter yang ditugaskan untuk merawat Pasien T mengatakan pada saat terkonfirmasi positif covid-19 yang bersangkutan dalam kondisi baik.
Ia menjelaskan Pasien T dinyatakan positif Covid-19 pada tanggal 2 juni 2020. Saat itu pasien T melakukan swab mandiri untuk tujuan jakarta, tapi hasilnya positif.
Muncul pertanyaan kok cepet sembuh ?
Liyah mengungkapkan saat dinyatakan positif Covid-19 nilai CT Pasien T ini menunjukkan angka 40 dimana angka tersebut berarti weak Positif.
“Pada Test PCR Nanti bisa dilihat nilai Ct (cycle threshold), semakin rendah nilai Ct, virus tersebut semakin tinggi. Semakin tinggi nilai Ct semakin rendah jumlah virusnya. Kategori nilainya yakni jika nilai CT nya kurang dari 29 artinya strong positif, kalau dia 30 smapai 37 positif, jika 38-40 artinya weak Positif, nah untuk pasien T ini nilai nya 40 dia mendekati nilai negatif makanya, hasil swab ke dua pada tanggal 4 dinyatakan Negatif,” ungkapnya.
Namun sesuai prosedurnya, untuk evaluasi atau konfirmasi kesembuhan perlu dilakukan Swab ketiga dan keempat yang dilakukan pada tanggal 5 dan 6 Juni 2020, yang mana hasil pemeriksaan Swab ketiga dan keempat dinyatakan Negatif.
“Kita tidak bisa membandingkan tuan M dan Nona T, karena dari umur cukup terpaut jauh T masih muda umur 16 tahun, Sementara pasien M berumur 61, jadi untuk imunitas tubuhnya berbeda, apalagi seperti yang kita tahu kesembuhan penyakit ini juga salah satunya ditentukan dengan kekuatan imunitas tubuh. Selain itu Nona T tidak memiliki penyakit bawaan, Sementara tuan M memiliki penyakit penyerta salah satunya diabetes,” demikian Liyah.rill/(wa)