Oleh: Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Ketua PMI Bangka Selatan, M.M Iskandar menyebutkan pihaknya kesulitan akan kebutuhan darah yang meningkat di tengah pandemik covid-19. Padahal sebelumnya, kebutuhan darah di PMI Basel masih stabil dan normal.
“Sebelum pandemi, kebutuhan darah yang tercover di PMI Basel masih normal, namun ditengah pandemi kita sekarang dihadapkan oleh ketakutan masyarakat untuk mendonorkan darahnya, padahal kebutuhan darah meningkat,” kata Iskandar belum lama ini.
Sering kali masyarakat yang sedang membutuhkan darah, PMI Basel harus menghubungi satu persatu pendonor yang bersedia dan itupun tergantung golongan darahnya yang dibutuhkan.
“Bahkan kita harus door to door ke rumah si pendonor agar mau mendonorkan darahnya,” ujarnya.
Stigma tersebut menjadi kekhawatiran PMI Basel khususnya yang sangat membutuhkan darah untuk orang yang memerlukan darah.
“Jadi stigma di masyarakat takut tertular corona saat mendonor, itu yang jadi masalahnya sampai kita kesulitan menambah list pendonor di Basel, padahal kita sudah ada SOP nya, ditambah penerapan protokol Covid-19 tentunya,” terang Iskandar.
Sementara itu, data potensial pendonor di Bangka Selatan tercatat di PMI Basel sebanyak 1.212 orang pendonor.
“Diluar data tersebut, belum termasuk data seperti PT Timah, Kepolisian, Gereja, ASN di kabupaten Bangka Selatan,” tukasnya.
Di samping itu, pihak PMI Basel juga terkendala di sarana dan prasarana sebagai penunjang pihaknya untuk melakukan pekerjaan kemanusiaannya.
“PMI kita sangat butuh dari mulai Gedung yang saat ini masih meminjam aset Pemkab Basel, juga termasuk Bank Darah untuk menyimpan stok darah kita khususnya di Basel,” harapnya. (Pra)