Kwarda Babel Ambil Bagian Antisipasi Krisis Pangan

PANGKALPINANG, LASPELA – Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bangka Belitung (Kwarda Babel) ikut ambil bagian dalam upaya antisipasi krisis pangan.

Dalam hal ini Ketua Kwarda Babel, Melati Erzaldi berpandangan, tak menutup kemungkinan situasi tersebut terjadi pasca pandemi Covid-19. Untuk itu, Kwarda Babel mencoba mengimplementasikan program percontohan dalam ketahanan pangan.

Ia menyampaika ada tiga bidang di Kwarda Babel yang telah mengusulkan program ketahanan pangan. Pertaman Bidang Binamuda memiliki program Demo Pilot (demplot) antisipasi krisis pangan, sasarannya adalah edukasi bagi peserta didik pramuka mulai dari siaga, penggalang, penegak, dan pandega.

Lanjut Melati Erzaldi, kedua Bidang Usaha dan Kerja sama memiliki program Smart Eco Garden, yaitu melakukan penanaman dengan konsep smart aquaponic, dengan sasaran pembina yang bertujuan mengurangi biaya pengeluaran untuk kebutuhan pokok. Dan yang terakhir adalah program Memanfaatkan Lahan Tidur untuk Ketahanan Pangan (Melati Tuk Ketapang) yang ditugaskan pada Bidang Binawasa dan Bela Negara.

“Ada tiga bidang yang fokus dalam program ketahanan pangan. Tiga bidang ini akan saling berkolaborasi, sehingga kekhawatiran krisis pangan ini dapat diatasi,” ujar Kakwarda.

Ia menjelaskan, pada program Demplot, percontohan awal akan dibuat di Sekretariat Kwarda Babel. Jika berhasil akan diimplementasikan ke usai dini dari siaga untuk membiasakan mereka menanam keperluan pangan di rumah.

“Kita akan buat percontohan dalam ketahanan pangan pendemplotan tanaman. Kalau tidak luas halaman rumahnya bisa menggunakan polibag dan ini mulai kita galakkan di Sekretariat, baru nanti turun ke bawah, mulai dari siaga,” urai Melati Erzaldi.

Untuk program Smart Eco Garden, dikatakan Melati Erzaldi, Bidang Usaha dan Kerja sama sudah mulai membangun pilot project aquaponic. Program ini mengolaborasikan antara pangan dan perikanan.

“Ada padi yang akan ditanam paralon di bawahnya ada ternak lele sehingga tidak menggunakan lahan,” jelasnya lagi.

Kemudian, Kakwarda memberi perhatian khusus untuk program Melati Tuk Ketapang. Program ini bukan lagi kegiatan percontohan, namun sudah menyusun aplikasi pemberdayaan pramuka, mulai dari tingkat Kwarda, Kwartir cabang, Kwartir Ranting, bahkan hingga Gugus Depan, untuk mulai bercocok tanam.

“Saya minta Waka Binawasa, kepada pembina akan implementasi ke seluruh cabang. Berkolaborasi dengan Bidan Abdimasgana, kalau dikembangkan bisa kolaborasi dengan bidang manapun,” imbuhnya.

Pada program Melati Tuk Ketapang, fokus menanam umbi-umbian atau jagung. Pangan ini nantinya bisa menjadi pengganti kandungan dari beras atau padi yang biasa dikonsumsi.

Melati menekankan untuk saling kolaborasi setiap bidang. Sejauh ini, ada tiga bidang dengan program ketahanan pangan berbeda garapan. Sebelum terjadi krisis pangan, Istri Gubernur ini menekankan pramuka untuk harus siap dan tanggap, mengimplementasikan program ketahanan pangan mulai dari Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega, dan Dewasa.

“Ketahanan pangan tidak bisa setengah-setengah karena ini krusial. Untuk mengantisipasi krisis pangan setelah masa pandemi Covid-19. Semoga gerakan yang kita lakukan ini bisa sejalan dengan Kwartir Cabang di bawah sampai dengan Ranting. Kalau ini berjalan baik, mudah-mudahan kekhwatiran krisis pangan khususnya di Babel tidak terjadi,” tutupnya.rill/(wa)