PANGKALPINANG, LASPELA – Ngabuburit ala Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kepulauan Bangka Belitung (Kwarda Babel) terus gencar dilaksanakan dalam 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Usai melaksanakan bagi-bagi makanan berbuka puasa di kawasan Kampung Opas Pangkalpinang, disusul Rusunawa Sungailiat, Bangka pada Rabu lalu (20/05/2020), dilanjutkan di Koba, Bangka Tengah dan Toboali, Bangka Selatan, Kamis kemarin (21/05/2020). Kegiatan Ngabuburit ala Kwarda Babel kembali akan digelar di Muntok, Bangka Barat, hari Jumat ini (22/05/2020).
“Saya berpikir, alangkah sayangnya ketika di Ramadan ini, ditambah kondisi Covid-19, kita tidak melakukan yang terasa momen Ramadannya. Jadi, saya mengajak kakak-kakak untuk berbagi bukaan berupa nasi kotak yang diadakan dari Kwada Bangka Belitung,” ujar Ketua Kwarda Babel, Melati Erzaldi.
Dia berharap, kegiatan ini menghasilkan output, yaitu gerakan yang menjadi inspirasi masyarakat lain agar ikut terlibat. Kalau bisa bergerak bersama untuk sama-sama empati dan prihatin kepada masyarakat yang tidak beruntung.
“Misalnya buat buka puasa saja mereka susah, di mana kondisi ekonomi kita sedang melambat dan melemah,” imbuh Kakwarda Melati.
Patut menjadi perhatian, makanan yang dibagikan ini bukan buatan sendiri, melainkan melibatkan penyedia makanan dari pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dalam sekali giat Ngabuburit, dari ratusan nasi kotak, dibeli tidak hanya satu pelaku usaha, namun tersebar. Kakwarda berpikir, dengan pola seperti ini, Kwarda Babel bisa menggerakkan perekonomian UMKM yang sudah lesu pembelinya. Semua kegiatan sosial ini pun mendapatkan manfaatnya.
“Makanan itu kita beli dari pelaku UMKM, kita bagikan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan, jadi yaitu impaknya dapat semua,” tegas Kakwarda.
Hal ini juga berlaku pada kegiatan pemberian bantuan sosial kepada para Pembina Pramuka yang ada di Babel. Bantuan sembako yang diberikan, juga berisi beberapa produk dari pelaku UMKM di Babel, misalnya beras dibeli dari Petani Rias, Bangka Selatan, teri dari produk nelayan di Tanjung Gunung dan Kurau, Bangka Tengah, kerupuk dan kecap yang juga diproduksi pelaku UMKM Bangka.
“Biar mereka bisa bergerak cash flow-nya. Sebisa mungkin produk yang diberikan kepada masyarakat, pembina yang terdampak Covid-19, berasal dari UMKM, jadi bisa menggerakkan perekonomian UMKM yang sudah lesu pembelinya. Kita tetap memberikan mereka semangat, roda ekonomi berjalan. Kita kalau bergerak bersama, bisa hadapi bersama,” tutup Kakwarda.rill/(wa)