banner 728x90

DPRD Bateng Gelar Reses, Batianus Serap Aspirasi Petani Desa Cambai dan Desa Cambai Selatan

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

NAMANG, LASPELA- Wakil Ketua I DPRD Bangka Tengah (Bateng), Batianus, melakukan reses akhir masa sidang II DPRD Bateng pada tanggal 13-14 Mei 2020, dengan melakukan pertemuan bersama puluhan petani Desa Cambai Selatan, bertempat di kebun petani Desa Cambai Selatan.

Batianus mengatakan bahwa rendahnya harga komoditas pertanian hasil petani Desa Cambai dan Desa Cambai Selatan telah menyebabkan semakin sulitnya perekonomian masyarakat di tengah mewabahnya COVID-19.

banner 325x300

“Mengisi masa reses kali ini, sengaja saya lakukan pertemuan dengan petani langsung di kebunnya, tujuannya untuk melihat dan mendengar secara langsung keluh kesah masyarakat petani kita,” kata Batianus, Jumat (15/5/2020).

Batianus yang sering disapa dengan nama Aduk, mengungkapkan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu ujung tombak perekonomian di Bateng, sehingga perlu diperhatikan, khususnya ketika sektor ini mengalami kesulitan, seperti yang dikeluhkan oleh petani pada pertemuan hari ini, dimana murahnya atau turunnya harga hasil pertanian petani seperti Lada, Karet, dan Kelapa Sawit, yang berbanding terbalik dengan harga kebutuhan pokok sehari-hari yang harganya terus naik.

“Karena realita tersebutlah akhirnya masyarakat petani kita bingung mau memilih komoditas pertanian apa yang patut mereka kembangkan untuk menjamin kesejahteraan mereka kedepannya,” ungkap Batianus.

Batianus mencontohkan bahwa ada petani yang mengeluhkan harga getah karet di tingkat petani senilai Rp. 4.000,-/ Kg, di harga itu petani tersebut mengaku tak bisa menutupi biaya hidup sehari-hari bahkan jauh dari cukup, ketika ingin mencari penghasilan tambahan pun bukan perkara yang mudah saat ini, sulit sekali mendapatkan pekerjaan.

“Saya harap para pembeli hasil pertanian tidak melakukan aksi ambil untung yang berlebihan di tengah kondisi ekonomi yang sulit ini, kasian dengan petani kita,” pinta Aduk.

Batianus juga mengajak pihak pemerintah untuk bersama-sama mengambil suatu langkah strategis, serta pengawasan yang tepat agar para petani Bateng tidak semakin terpuruk.

“Kalau kondisi seperti ini terus kita biarkan, rasanya sulit bagi petani kita untuk hidup sejahtera, karena kita hanya pandai menanam, tapi tidak pandai dalam mengontrol pemasaran dengan harga yang pantas,” ujar Batianus.

Politisi Partai Golkar ini kemudian mengemukakan tentang keluhan petani akan bantuan pemerintah kepada petani yang ternyata tidak menyentuh kebanyakan petani, karena bantuan-bantuan tersebut hanya menyasar kepada kelompok tani saja, yang mana kelompok tani tersebut tidak bisa mengakomodir semua petani.

“Karena tidak mengakomodir petani-petani ini, maka muncullah asumsi mereka bahwa yang dibantu hanya orang-orang itu saja, timbul kesan bahwa bantuan hanya dimonopoli oleh kelompok tani tertentu,” kata Aduk.

Aduk berharap agar Dinas Pertanian Bateng segera merealisasikan pembuatan kartu tani secara menyeluruh kepada petani yang ada di Bateng, kemudian mewajibkan seluruh petani untuk masuk ke dalam keanggotaan kelompok tani yang ada di desa, sehingga tidak ada lagi di kemudian hari muncul asumsi di tengah masyarakat bahwa bantuan pemerintah kepada petani dimonopoli oleh kelompok tani tertentu.

“Semoga hal tersebut cepat terealisasi, petani juga berharap ada bantuan dari pemerintah berupa alinstan berupa traktor roda empat,” ucap Aduk.

Di sela kunjungannya, Batianus juga membagikan beras kepada masyarakat, ia berharap agar bantuan yang ia berikan dapat bermanfaat bagi masyarakat.(*)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version