STISIPOL P 12 Gelar Konferensi Regional Daring Terkait Pengaruh Covid-19 Terhadap Perekonomian di Babel

SUNGAILIAT, LASPELA — STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Provinsi Bangka Belitung bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten Bangka kembali menyelenggarakan konferensi regional daring dengan tema “Pengaruh Covid-19 terhadap perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (6/5/2020).

Sebagai pembicara pada acara tersebut Kepala Bank Indonesia Wilayah Bangka Belitung, Tantan Heroika Sukmadrajad dan Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Bangka Belitung, Oktarizal dan dimoderatori oleh Bambang Ari Satria, Dosen STISIPOL Pahlawan 12.

Ketua STISIPOL P12, Darol Arkum menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan kontribusi STISIPOL P12 untuk memberikan  manfaat bagi pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi Virus Corona (Covid 19) yang berdampak terhadap perekonomian daerah.

“Hasil diskusi ini diharapkan dapat menjadi bahan bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang tepat berbasis pada data yang akurat dalam merespon dampak dan mempercepat pemulihan ekonomi ke depan,” ungkap Darol.

Sementara, Oktarizal selaku Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Babel mengatakan dampak virus Corona (Covid 19) pada perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat signifikan. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan pertama 2020 hanya tumbuh 1,35 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2019 yang tumbuh sebesar 2,81 persen.

“Penurunan ini disebabkan karena beberapa sektor strategis mengalami kontraksi yakni Industri Pengolahan (-2,86 persen) serta Pertambangan dan Penggalian (-7,91 persen). Beberapa sektor mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (15,38 persen), Informasi dan Komunikasi(13,98 persen), Pengadaan Air (13,00 persen). Tingginya pertumbuhan sektor ini cukup berpengaruh terhadap pencapaian perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada quartal ini,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan jika pada Triwulan I, sektor pertanian masih tumbuh positif dan masih memiliki kontribusi terbesar. Walaupun dalam beberapa hal sektor ini masih menghadapi persoalan seperti harga lada, sawit dan karet masih rendah karena pembatasan kebijakan ekspor yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi. Sementara pada perikanan tangkap, pandemi COVID-19 tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan, karena ikan termasuk kebutuhan pangan masyarakat yang tetap diminati baik di pasar domestik maupun pasar ekspor.

“Pemerintah Daerah dapat mempercepat pemulihan ekonomi ke depan dengan memperkuat sektor pertanian, perdagangan, mempercepat penyerapan belanja pemerintah, pemberdayaan UMKM dan koperasi,” ungkap Oktarizal.

Pada kesempatan yang sama, Kepala perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung,Tantan Heroika Sukmadrajad, menyampaikan bahwa Bank Indonesia telah merumuskan kebijkan memperkuat stabilitas moneter dan pasar keuangan bersama Pemerintah dan OJK.

Tantan juga menyampaikan virus Corona tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat memberikan dampak positif dan momentum bagi pengembangan perekonomian daerah melalui penciptaan pasar lokal guna menyerap produk UMKM dan sektor pertanian dan sektor strategis lainnya untuk pengembangan ekonomi rakyat.

“Sektor UMKM salah satu yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah dengan memberikan sosialisasi dan edukasi, meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan, membantu proses pemasaran melalui e commerce dan mempercepat penyerapan KUR”, ujar Tantan.

Dalam sesi diskusi ini, para peserta diskusi berasal dari kalangan akademisi, birokrat, aktivis, wartawan, maupun mahasiswa juga berkesempatan untuk menyampaikan pertanyaan ataupun telaah kritis terhadap paparan diskusi. (mah)