Dewan Endus Berkah Mart Sarat Kejanggalan, Besok akan Panggil BUMD

*Didit : Tak Sesuai Mekanisme

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menaruh perhatian penuh terkait Berkah Mart yang dianggap banyak kejanggalan dari penggunaan anggaran yang dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Hal ini dikarenakan terdapat banyaknya kejanggalan dari penggunaan anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah, sehingga terjadi mekanisme yang tidak prosedural, dimana menyangkut pada nama yang sudah diputuskan dari Desa Mart kenapa menjadi Berkah Mart,”
kata Ketua DPRD Babel Didit Srigusjaya pada saat memimpin rapat dengar pendapat dengan Disperindag Babel dan BPMD Babel, terkait mempertanyakan operasional dan manajemen Berkah Mart, di Ruang Banmus, Senin (4/5/2020).

Didit menilai pada pertemuan ini, dirinya kecewa dan menganggap apa yang disampaikan Kepala Dinas Disperindag Babel dan BPMD tidak profesional.

“Salah satunya apa yang disampaikan Disperindag Babel mengatakan bahwa Distributornya mulai diusulkan pada bulan Februari 2020. Tapi faktanya dua tahun kemarin BUMD masih berkiprah hingga saat ini. Artinya apa yang disampaikan Bapak-bapak (Disperindag, BPMD Babel-red) jujur saja saya katakan tidak profesional. Dan saya sedih kenapa ini masih di tutup-tutupi,” tegas Didit.

Maka itu, dikatakan Didit atas berbagai persoalan yang ditemukan, dirinya meminta untuk diambil langkah investigasi lebih lanjut dan akan mengundang Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) dan pihak BUMD untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

“Saya putuskan akan mengundang Bakeuda dan BUMD Selasa (5/5/2020) besok, ini ada sesuatu yang harus DPRD tanya, karena kita punya pengawasan disini, karena ini menyangkut uang rakyat yang sebesar Rp21 miliar lebih (total bantuan untuk Berkah Mart-red),” cetus Didit.

Sebelumnya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel, Sunardi dalam paparannya mengatakan pada tahun 2018 terdapat 61 BUMDes yang mendapat bantuan. Lalu, di tahun 2019 bertambah sekitar 152 BUMDes. Jadi untuk total secara keseluruhnya ada 213 BUMDes.

“Dari dana Rp 100 juta yang ditransfer tersebut, dirinci sebagai berikut, insentif aparatur desa sebesar 5 persen, lalu pembelian laptop sebesar 5 persen juga.
Lalu maksimal 30 persen atau Rp 30 juta digunakan untuk rehab ruko atau kios milik desa atau pembelian rak dan peralatan lainnya,” jelasnya.

Kemudian, disampaikan Sunardi, untuk sisa sebesar 60 persen atau Rp 60 juta digunakan untuk membeli bahan pokok yang menjadi produk yang dijual Berkah Mart tersebut.

Menanggapi hal tersebut, apa yang disampaikan Kadis Disperindag, Nico Plamonia selaku Anggota Komisi I DPRD mempertanyakan karena berdasarkan fakta dilapangan ada Berkah Mart yang hanya mendapat barang senilai Rp 10-12 juta. Sisanya kemana?. “Sehingga persoalan ini membuat Berkah Mart banyak yang tidak maksimal beroperasi,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Adet Mastur menyebutkan BUMD selama ini telah menyalahi aturan tentang pendistribusian barang-barang dagangan ke Berkah Mart terutama pada tahun 2018-2019.

“Nyatanya BUMD punya peranan penting mendistribusikan barang-barang ke Berkah Mart, yang mana di Badan Usaha Milik Desa terjadi penekanan juga harus lewat BUMD, padahal BUMD per Februari 2020 sebagai distributor, ini kan sudah menyalahi aturan,” sebutnya.

Oleh karena itu, Adet menyebutkan, BUMD tak ubahnya seperti tukang catut yang mendapatkan keuntungan tetapi tidak dapat memberikan kontribusi apapun.

“BUMD tak ubahnya seperti tukang catut yang mendapatkan keuntungan-keuntungan tetapi mereka tidak berbuat apa-apa, dan pemerintah desa itu juga melanggar kesepakatan antara pengajuan awal dengan kejadian sekarang,” cetusnya.

Adet menuturkan, seharusnya pihak BUMDes lah yang berperan sebagai distributor ke Berkah Mart, namun selama ini kenyataan di lapangan tidak berjalan dengan semestinya.

Ia menyebutkan, permasalah Berkah Mart disini juga dimana yang dikirim bukan barang yang dipesan. “Ada yang pesan beras, tapi malah yang dikirim telor. Buat apa? Enggak cocok antara yang dipesan dengan yang diantar,” pungkasnya.(wa)