BANGKA BARAT,LASPELA– Pelabuhan Tanjung Kalian di Ujung Kota Muntok Kabupaten Bangka Barat merupakan satu-satunya pelabuhan resmi yang menghubungkan penyeberangan ke wilayah Sumatera.
Penyeberangan yang menghubungkan pelabuhan Tanjung Kalian dan Bagan Siapi-api di Sumatera Selatan begitu sangat penting dalam penyeberangan lintas Sumatera.
Namun wabah pandemi covid-19 meluluh lantakkan penyeberangan ini, semua wilayah memberlakukan penyetopan penyeberangan laut dan udara terkhusus penyeberangan penumpang sebagai aksi nyata pemutusan mata rantai penyebaran covid-19.
” Muntok sendiri pusat masalahnya, tetap berada di Tanjung Kalian sebagai satu-satunya pintu masuk resmi pelabuhan penumpang yang ada di kabupaten Bangka Barat ini, bahkan pintu masuk provinsi Bangka Belitung. Begitu kompleksnya permasalahan di Tanjung kalian. Tapi, Alhamdulillah sampai saat ini kita masih bisa bertahan untuk mengendalikan itu, semaksimal yang kita bisa lakukan,” ujar Sidarta Sekretaris Gugus Penanganan Covid19 Bangka Barat, Kamis (30/4/2020).
Sidarta juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk pengamanan melalui Pelabuhan, walaupun hal itu bukan merupakan otoritasnya.
” Perlu saya sampaikan kepada rekan-rekan DPRD semua, bahwa otoritas pelabuhan itu tidak terletak pada Kabupaten. Dia betul-betul otoritas pusat, kemudian dilimpahkan sebagiannya kepada pemerintah provinsi melalui dinas perhubungan. Sehingga saya harus mengintervensi sedikit otoritas itu demi keselamatan dan keamanan masyarakat,” cetusnya.
Permasalahan lainnya dikatakan Sidarta terkait pendatang asal provinsi Lampung yang terkena PHK yang sekarang berada di wilayah Bangka Barat. Kini telah dilakukan dialogis antara Gubernur Lampung dan Gubernur Bangka Belitung.
” Masalah Tanjung kalian itu, kan orang Lampung viral karena di PHK dan menumpuk di Pelabuhan kita. Hari ini, hasil komunikasi gubernur Lampung dengan gubernur Babel, maunya seperti apa. Kemudian waktu saya ke pelabuhan, rombongan tersebut mengatakan pihaknya sudah komunikasi dengan disnakernya di Lampung dan saya sudah meminta ibu Ros (Kepala Disnaker Bangka Barat) berkomunikasi dengan Disnaker provinsi kita. Bagaimana terkait dengan sekian puluh orang ini yang memang secara riil kondisinya cukup memprihatinkan,” tukasnya.(*)