Sempat Positif Covid-19, Ini Kisah Saat Dikarantina Hingga Pulang Karantina


Oleh: Nopranda Putra

*Selama Dikarantina Pelayanan Kesehatan Petugas Medis Sangat Baik

TOBOALI, LASPELA – Heri Tandean mantan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) beberapa waktu lalu sempat dinyatakan positif covid-19, kini sudah menjalani rutinitas seperti biasa pasca dikarantina selama 12 hari. Dan sekarang, Heri sapaan akrabnya telah dinyatakan bebas dari Covid-19.

Begitu juga dengan ibu mertua yang juga istri dari pasien 1431, juga dinyatakan sembuh dan sudah bisa berkumpul dengan keluarga, Rabu (22/4).

Wanita paruh baya itu tiba di rumahnya sekira pukul 18.30 Wib. Kedatangan dirinya disambut hangat oleh keluarga besar yang juga dihadiri Kapolres Basel AKBP Ferdinand Suwarji dan didampingi ketua Tim Survailen PKM Toboali, dr Jupiter Mars Tarigan dan Kasat Reskrim AKP Albert Daniel Tampubolon.

Heri mantu dari pasien 1431 itu mengisahkan, saat hasil rapid tes menyatakan reaktif covid-19 dirinya menanggapi biasa. Tidak terkejut maupun rasa takut yang berlebihan.

Hanya saja, dirinya sedikit kekuatiran kepada keluarga anak dan istrinya, takut mendapatkan sanksi sosial di tengah-tengah masyarakat.

“Saat rapid tes kedua dinyatakan reaktif saya pribadi tidak ada rasa kaget atau takut, karena saya ada dikasi tahu sama kakak yang di Jakarta, bahwa sakit ini bisa sembuh, dengan cara jaga pola makan dan konsumsi obat dan ramuan tradisional secara teratur,” ungkap Heri kepada wartawan, Rabu (22/4) saat berada di rumahnya.

Tak hanya itu, ia dan keluarga juga mendapat dukungan moral dari masyarakat sekitar, keluarga bahkan para jemaat gereja, untuk optimis menghadapi covid-19 ini.

“Saya bersyukur kepada tuhan, mereka sangat mendukung, memberikan semangat, bahwa mereka siap bantu apapun yang terjadi, intinya keluarga saya sudah dikuatkan dengan teman jemaat lainnya,” tukasnya.

Ia mengenang, selama masa karantina atau isolasi di Rumah Karantina di Pangkalpinang, petugas medis memberikan pelayanan yang sangat baik, sehingga tidak merasa asing di tempat itu.

“Disana kami diperlakukan dengan sangat baik oleh tim medis, makan disiapkan secara teratur dengan gizi dan vitamin dan obat yang cukup dan disiapkan oleh petugas medis, bahkan saya masuk karantina bawa gitar tripod dan raket untuk mengisi waktu, jadi bisa dibilang istirahat total, jadi bukan hal yang menakutkan masuk rumah karantina itu,” kenangnya.

Bila diantara pasien yang merasakan sakit, petugas medis dengan cekatan turun untuk memberikan pelayanan kesehatan maksimal kepada penderita covid-19.

“Apalagi setiap ada keluhan, kami selalu ditanya ada keluhan apa, dengan pelayanan yang ramah tamah, sehingga kami tidak merasa stres saat dikarantina,” lanjut dia.

Untuk itu, ia berpesan kepda masyarakat Basel untuk menjaga kesehatan dan terapkan pola hiduo teratur. Selalu waspada boleh, tapi jangan mudah panik karena akan berdampak kepada ketahanan imunitas tubuh.

“Jaga kesehatan, tetap jaga pola hidup, jaga kesehatan tetap lakukan anjuran pemerintah dengan sosial Distancing, Phsycal Distancing,” ujarnya.

Dan saat swab keempat dinyatakan negatif yang kedua kalinya, dirinya diizinkan dokter untuk pulang ke rumah. Tapi ada pesan pesan yang disampaikan dokter untuk bisa menjadi edukasi kepada keluarga dan juga masyarakat sekitar.

“Pesan dokter saat saya dinyatakan sembuh, say sudah bisa pulang pada tanggal 21April kemarin, tapi sebelumnya dokter memberikan pesan yakni saya diminta untuk jaga kebugaran tubuh dengan berolahraga, serta berikan edukasi kepada masyarakat bahwa covid-19 ini dapat sembuh apabila mengikuti anjuran pemerintah dan penanganan dokter,” pungkasnya. (Pra)