Oleh: Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Kantor perwakilan Bulog Bangka Belitung (Babel) melakukan kunjungan ke petani desa Rias, kecamatan Toboali, kabupaten Bangka Selatan didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Basel, Suhadi, Kamis (9/4).
Suhadi kepada wartawan mengatakan tujuan kedatangan Bulog Babel ke desa Rias yakni ingin melakukan penjajakan dalam pembelian beras petani. Direncanakan, Bulog Babel akan membelikan beras petani dengan batas kuota sebanyak 20 ton beras se Basel.
“Bulog rencananya akan membeli beras hasil tani desa Rias. Untuk batas kuota yang akan dibeli bulog di Basel sebanyak 20 ton dalam sekali pembelian, hari ini Bulog baru melakukan penjajakan terlebih dahulu kepada petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sepakat Jaya,” kata Suhadi, Kamis, (9/4).
Ia menyebutkan hal ini untuk menghindari apabila ada kemungkinan kelebihan stok di gudang beras dan bulog siap menampung beras petani di Basel.
Bulog masih menunggu kesepakatan dengan dinas terkait, paling tidak apabila ada intruksi, saat ini baru menjajaki ketersediaan dan kualitas.
“Dari sisi kualitas masuk kriteria, tinggal nanti bagaimana kelanjutannya, tergantung dari Bulog, karena kerjasamanya dengan penyaluran Dinas Sosial,” sebutnya.
“Bulog akan membeli beras ke petani seharga Rp 9 – 10 ribu per kilogram, petani merespon baik,” ujarnya.
Ia menuturkan Dinas Pertanian Pangan Basel akan mendukung dan merekomendasikan kepada Bulog untuk dapat membeli beras petani Basel.
“Kita mendukung dan memberikan rekomendasi untuk bulog agar dapat mengambil beras kepada petani Basel, jangan sampai petani kita nanti tidak bisa menjual ke luar,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sepakat Jaya, Ariyanto mengatakan dengan kedatangan perwakilan Bulog ke desa Rias direspon positif oleh petani desa Rias.
Ia menuturkan, karena selama ini petani desa Rias sangat menunggu kesempatan ini, guna menghindari penumpukan beras di gudang Gapoktan Sepakat Jaya. Setiap kali panen, dari luas area sawah yang digarap 1600 hektar dengan per hektar bisa hasilkan 5 ton gabah kering panen.
“Petani desa Rias mau diajak kerjasama dan membeli hasil panen petani, Respon petani sangat bangga sekali karena selama ini sangat menanti adanya penampung yang bisa membeli hasil panen petani,”
Dan alhamdullah adanya rencana untuk membeli beras oleh bulog ini, petani desa Rias tidak kesulitan lagi menjual hasil panennya. Karena dari luas lahan 1600 hektar menghasilkan 8 ribu ton gabah kering kalau dijadikan beras mencapai 4,8 ribu ton dari luas area sawah,” tuturnya.
Ditambah lagi, ujar dia pandemi covid 19 sangat berdampak kepada petani dengan tidak bisa memasarkan hasil panen ke kampung kampung karena ditolak warga sekitar.
“Dampak Covid-19 juga menjadi kendala bagi kami, karena pedagang beras yang keliling keliling kampung ditolak untuk menjual di kampung dan ditolak warga karena menghindari kerumunan atau kumpul kumpulan orang,” tukasnya. (Pra)