KOBA, LASPELA– Ceng Beng adalah hari ziarah tahunan bagi warga etnis Tionghoa yang biasanya jatuh pada tanggal 5 April, dimana warga Tionghoa akan datang ke kuburan orangtua atau leluhur untuk membersihkan, dan bersembahyang di makam tersebut sambil membawa buah- buahan, kue, dan berbagai jenis makanan, serta karangan bunga.
Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Batianus, mengatakan bahwa Pelaksanaan Upacara Ceng Beng tahun ini perlu mendapatkan perhatian lebih karena meningkatnya kewaspadaan terhadap Virus Corona Covid-19, menurutnya pemerintah harus mengantisipasi hal ini mulai dari pintu- pintu kedatangan bandara dan pelabuhan untuk mendeteksi suhu tubuh menggunakan thermal scanner.
“Upacara Cheng Beng yang merupakan ziarah kubur untuk menghormati leluhur bagi warga Tiong Hoa tetap dilaksanakan, dari manapun pasti membeludak pulangnya, untuk itu pemerintah harus melakukan antisipasi,” kata Batianus, Selasa (17/3/2020).
Batianus menambahkan bahwa selain pintu masuk, sarana- sarana umum yang sering dikunjungi masyarakat juga harus mendapat perhatian dengan menyiapkan hand sanitizer sebagai langkah awal pencegahan.
“Pemerintah harus membuat suatu kebijakan kepada pengelola sarana umum atau vasilitas publik untuk menjalankan SOP dalam mendeteksi Virus Corona,” pinta Batianus.
Batianus berpesan kepada masyarakat agar tidak panik atau ketakutan yang berlebihan dalam kewaspadaan terhadap Virus Corona, ia mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan selalu mencuci tangan menggunakan sabun, makan makanan yang bergizi, berolahraga yang teratur, dan menghindari berinteraksi dengan orang lain dengan jumlah yang banyak atau keramaian.
“Jangan panik, tetap hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi, serta rajin mencuci tangan, dan hindari berinteraksi dengan orang banyak,” ujar Batianus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), dr Bahrun Siregar Sutrisno, mengimbau kepada masyarakat untuk berpartisipasi menginformasikan kepada tenaga kesehatan bilamana ada tamu dari luar Bangka Belitung agar bisa dipantau.
“Kalau Ceng Beng itu kan banyak orang dari luar, makanya masyarakat yang tahu harus menginformasikan ke kita, biar nanti bisa kita kunjungi atau pantau, takutnya berpotensi membawa atau apa, makanya mesti kita pantau,” ungkap Bahrun.
Direktur RSUD Bateng, dr Yeni Marlina, mengatakan bahwa berdasarkan hasil rakor bersama Bupati Bateng, Ibnu Saleh, perihal Ceng Beng ini menjadi tanggungjawab semua lini, termasuk kades, camat, kepala puskesmas, dan pihak lainnya, dan perlu kerjasama semua pihak.
“Untuk Ceng Beng, tadi pak bupati sudah mengantisipasi, posisi sekarang kita waspada, mencegah lebih baik daripada ada kasus, jadi memang Ceng Beng tetap terlaksana tapi dengan kewaspadaan di masing- masing lini yang paling rendah,” ungkap Yeni.
Menurut Yeni, yang mengetahui ada orang baru atau keluarga yang datang dari luar adalah masyarakat sekitar, oleh karena itu masyarakat harus melapor ke puskesmas.
“Nanti tim surveilans yang akan melihatnya, harus ada kolaborasi di tingkat desa, atau kecamatan, untuk menscreening guna pencegahan,” ungkap Yeni.(*)