Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Udang vannamei dan ikan kerapu akan menjadi komoditas prioritas pada kegiatan budi daya di Kepulauan Bangka Belitung. Pemilihan kedua komoditas tersebut adalah karena pertimbangan nilai ekonomis yang tinggi.
Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan, Arief Febrianto menerangkan sesuai arahan Gubernur Erzaldi Rosman dan misi dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu meningkatkan pembangunan ekonomi berbasis potensi daerah, kerapu dan vannamei merupakan komoditas potensial daerah yang dirasa mampu meningkatkan pendapatan di subsektor kelautan dan perikanan.
“Bukan berarti komoditas lainnya seperti nila, lele, patin, dan sebagainya tidak menjadi penting. Namun, kerapu dan vannamei kita coba prioritaskan,” katanya saat membuka kegiatan Forum Bantuan Pemerintah dan Sosialisasi Kebijakan Kelautan dan Perikanan di Hotel Puncak, Selasa (10/03/2020).
Dalam penjelasannya, saat ini kegiatan budi daya memiliki prospek yang sangat bagus. “Prospek budi daya apalagi yang punya nilai ekonomis tinggi sangat bagus, lahan potensial juga masih cukup banyak di Bangka Belitung. Namun sayangnya, untuk vannamei dan kerapu masih didominasi oleh korporasi. Oleh karena itu, nantinya kita dorong masyarakat atau kelompok pembudi daya ikan juga ikut berperan di sini.
Ia menyampaikan, saat ini tercatat jumlah pembudi daya di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 5.439 orang dengan luas lahan budi daya mencapai 8.490 hektar dengan volume produksi sebesar 9.340 ton.
Sebagai bagian dari upaya memajukan budi daya kerapu dan vannamei, saat ini DKP Babel juga mengupayakan peningkatan sarana dan prasarana Balai Pemuliaan Ikan Kerapu (Tanjung Rusa) dan Udang (Tanjung Kerasak) baik melalui anggaran APBD, APBN, dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Sekretaris DKP Arief Febriyanto berharap pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dapat saling berkolaborasi menjawab tantangan pengembangan budi daya ke depan.
“Meningkatkan produktivitas perikanan budi daya bukan hanya tugas provinsi, namun kerja bersama antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Oleh karena itu, kita harus saling bersinergi, sehingga kegiatan budi daya ikan dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi di Bangka Belitung,” tutupnya.(wa)